Mengenal Yang Chil Sung, Pahlawan Garut Berdarah Korea yang Kisahnya Akan Difilmkan
Penulis: Rafika
Rabu, 30 Agustus 2023 | 891 views
Presisi.co - Kisah Yang Chil Sung, seorang pahlawan Garut yang berdarah Korea akan ditayangkan ke layar lebar. Film yang melibatkan kerjasama Indonesia-Korea Selatan ini dikabarkan berjudul 'Tanah Air Kedua'. Dalam film ini, Kim Bum dan Maudy Ayunda ditunjuk sebagai pemeran utamanya.
Berikut, Presisi sediakan artikel yang membantu para pembaca untuk lebih mengenal Yang Chil Sung alias Komarudin si Pahlawan Garut dari Korea.
Awal ke Indonesia
Yang Chil Sung lahir pada tanggal 29 Mei 1919 di Kabupaten Wanju, Provinsi Jeolla, Korea Selatan. Pada awalnya, ia ditugaskan oleh pemerintah kolonial Jepang sebagai penjaga tawanan tentara sekutu di Bandung pada tahun 1942. Saat itu, ia menggunakan nama Jepangnya, yakni Shichisei Yanagawa, sehingga tak ada yang menyadari pemuda tersebut berasal dari Korea Selatan.
Masuk Islam dan Berganti Nama Menjadi Komarudin
Setelah Indonesia dan Korea sama-sama merdeka pada tahun 1945, Yang Chil Sung tidak kembali ke Korea, melainkan tetap tinggal di Indonesia. Ia pun berganti nama menjadi Komarudin setelah memutuskan menetap di Garut dan memeluk agama Islam.
Bergabung dalam Pasukan Pangeran Papak
Ketika tentara Belanda kembali datang untuk merebut Indonesia dan melancarkan agresi militer, Komarudin memutuskan bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia. Rasa iba di hatinya bergejolak kala melihat rakyat Indonesia yang dijajah oleh Belanda
Tak sendirian, pemuda Korea ini membela kemerdekaan Indonesia bersama 2 orang kawannya yang merupakan warga negara Jepang, Hasegawa dan Aoki. Kedua kawannya ini diketahui juga memeluk Islam bersama dengan Komarudin dan turut berganti nama, Hasegawa menjadi Abu Bakar dan Aoki menjadi Usman.
Mereka berperang secara gerilya dalam kelompok yang dijuluki "Pasukan Pangeran Papak" dari Markas Besar Gerilya Galunggung (MBGG) yang dipimpin oleh Mayor Kosasih dan bermarkas di Kecamatan Wanaraja, Garut.
Perakit Bom Handal
Yang Chil Sung dan kawan-kawan rupanya memiliki kemampuan ahli dalam merakit bom yang sangat membantu masyarakat Garut kala itu untuk mengusir penjajah.
Sehingga pada saat itu, ia mendedikasikan dirinya untuk merakit bom, merakit peluru, dan pengetahuan-pengetahuan lainnya yang diperlukan untuk melawan penjajah.
Aksi Pengeboman 1947
Pada tahun 1947, Yang Chil Sung dan pasukannya mencoba untuk menggagalkan rencana Belanda dengan cara melakukan aksi pengeboman jembatan Sungai Cinunuk, yang menghubungkan Wanaraja dengan Garut.
Pengeboman tersebut dimaksudkan untuk melindungi masyarakat sekitar. Pasalnya, saat itu pasukan menerima informasi bahwa Belanda akan menduduki Wanaraja dalam waktu dekat.
Aksi pengeboman ini pun dinyatakan berhasil lantaran Belanda batal datang dan tak jadi menduduki Wanaraja.
Ditangkap dan Dihukum Mati oleh Belanda
Karena kemahirannya dalam merakit senjata perang ini membuat Belanda mengancamnya bahkan memburu keberadaan Yang Chil Sung.
Akhirnya, Yang Chil Sung tertangkap dan gugur karena dieksekusi pada tahun 1949 di Kerkoff, Garut. Jasadnya kini dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Garut. (*)