Penulis: Nelly Agustina
Kamis, 08 Juni 2023 | 1.034 views
Samarinda, Presisi.co – Menuju Idul Adha 1444 H yang akan dilaksanakan pada 29 Juni 2023 nanti, perhatian akan kesehatan hewan kurban pun meningkat, utamanya tentang Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Abdul Rofik mengatakan bahwa sapi yang masuk ke Kota Samarinda berasal dari luar Pulau Jawa, tepatnya Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kalau (sapi) dari Jawa masih banyak yang mengalami PMK,” sebutnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait diingatkan oleh dia harus bersinergi dengan para pedagang di lapangan, agar sapi yang masuk ke Samarinda dipastikan aman dari Virus PMK.
“Harusnya ya hewan yang datang harus sudah divaksin dan dipastikan higienis,” ungkapnya.
Pemkot dikatakatakan Politisi PKS ini harus benar-benar serius mendampingi kesehatan hewan terlebih akan dikonsumsi oleh manusia.
“Harusnya pemkot bisa fokus untuk membina dan memetakan lokasi-lokasi yang potensial dijadikan peternakan dan pengolahannya hewan ternak juga membentuk kelompok tani khusus,” ungkapnya.
Terkait itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Maskuri membenarkan bahwa Kota Samarinda adalah sebagai daerah transit dari seluruh daerah dalam pengiriman hewan.
“Sapi dari NTT memang belum divaksin, maka biasanya kami langsung vaksin di tempat. Minimal vaksin pertama, jika cukup waktunya akan vaksin dua dan booster,” ungkapnya.
Maskuri mengimbau untuk semua lembaga yang akan menyelenggarakan kurban harus peduli dan meminta Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dinas Ketahanan Pangan.
“Kalau sudah diperiksa biasanya ada eartag barcode yang bisa di tracking kesehatan dan kepemilikannya, warna kuning di telinga,” ungkapnya.
Per hari ini kata Maskuri sudah terdapat rekomendasi pemasukan sapi sebesar 7000-an sapi, dan pihaknya sudah bekerjasama dengan karantina di pelabuhan dan memberi release.
“Jika terdapat temuan sapi berasal dari NTT dan belum divaksin maka kami langsung datangi, lalu vaksin di tempat,” ungkapnya..
“Terlebih menuju Idul Adha banyak sekali pedagang dadakan,” sambungnya.
Maka kata Maskuri perlu peran penting masyarakat untuk mencegah penyebaran PMK ini dan harus dipahami, walaupun belum ada temuan PMK menyebar ke manusia namun perlu berhati-hati.
“Memang belum ada, namun harus sangat hati-hati dalam pencegahannya, terlebih ini akan merugikan para pedagang sapi dan merugikan banyak pihak dalam jangka panjang,” pungkasnya. (*)