search

Berita

prof azraAzyumardi AzraKetua Dewan Pers Meninggal

Mengenang Momen Terakhir Ketua Dewan Pers, Prof Azyumardi Azra

Penulis: Redaksi Presisi
Selasa, 20 September 2022 | 581 views
Mengenang Momen Terakhir Ketua Dewan Pers, Prof Azyumardi Azra
Ketua Dewan Pers, Prof Azyumardi Azra

Presisi.co – Suara tembakan senjata menyertai perjalanan sekelompok prajurit TNI yang membawa keranda di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Sebelum jasad diletakkan dalam liang lahat, sebuah bendera putih dibentang di atas pusara. Inilah tempat peristirahatan Prof Azyumardi Azra.

Upacara pemakanan itu dipimpin secara militer oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Selasa, 20 September 2022. Ia mengucapkan perpisahan terakhir kepada Prof Azra.

“Saya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy atas nama negara bangsa dan Tentara Negara Indonesia (TNI) dengan ini mempersembahkan kepada persada Ibu Pertiwi jiwa dan raga almarhum," kata Muhadjir.

Berdasarkan pantuan Suara.com, jejaring Presisi.co, tangis keluarga pecah usai upacara pemakaman. Pihak peluarga diperkenankan oleh protokol upacara menabung bunga di atas pusara Prof Azra. Di atas nisan, mereka terlihat saling berpelukan.  

Setelahnya, sederet tokoh negara bergantian menabur bunga di atas pusara. Diantaranya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), Wakil Ketua MPR Arsul Sani, Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Sebelumnya, Prof Azra dikabarkan meninggal saat menjalani perawatan di rumah sakit di Selangor, Malaysia pada Minggu, 18 September 2022. Ketua Dewan Pers periode 2022-2025 tersebut terkena serangan jantung. Ia bertandang ke Negeri Jiran saat sedang melakukan kunjungan kerja.

Napak Tilas Kehidupan Prof Azra

Semasa hidupnya, intelektual dengan nama lengkap Prof Dr H Azyumardi Azra, M.Phil., M.A., CBE itu dikenal sebagai cendikiawan muslim yang telah menghasilkan berbagai karya monumental.

Prof Azra telah menghasilkan setidaknya 17 buku dengan berbagai berbagai macam topik seperti sejarah (Historiografi Islam Kontemporer: Wacana, Aktualitas dan Aktor Sejarah, 2002); politik (Pergolakan Poitik Islam, 1996); dan pendidikan (Paradigma Baru Pendidikan Nasional : Rekonstruksi dan Demokratisasi, 2002).

Selain itu, ia adalah orang Indonesia pertama yang mendapatkan gelar ‘Sir” atau medali Commander of the Order of British Empire, dari Kerajaan Inggris. Pada 2017, ia juga mendapat penghargaan dari kekaisaran Jepang.

Penghargaan tersebut adalah “The Order of the Rising Sun: Gold and Silver Star". Merupakan salah satu penghargaan tertinggi Jepang yang dianugerahkan kepada tokoh non-Jepang.

Penghargaan diberikan langsung oleh Kaisar Akihito di Istana Imperial Tokyo. Ia dinilai telah bekontribusi dalam meningkatkan pertukaran akademis dan saling pengertian antara Jepang dan Indonesia.

Sosok intelektual itu telah berpulang ke pangkuan-Nya. Selamat jalan, Sir Azra. (*)

Editor: Bella