Anggota DPRD Samarinda Minta Pemkot Maksimalkan Rumah Singgah
Penulis: Jeri Rahmadani
Kamis, 18 November 2021 | 865 views
Samarinda, Presisi.co - Fenomena anak jalanan (Anjal) hingga gelandangan dan pengemis (Gepeng) di Kota Tepian belakangan waktu kian marak ditemui.
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Ahmat Sopian Noor, meminta Pemkot Samarinda mengambil langkah alternatif sebagai solusi atas persoalan yang sudah berlarut-larut tersebut.
Menurutnya, Pemkot Samarinda perlu menggaet pihak ketiga untuk menyediakan Rumah Singgah yang diperuntukkan bagi Anjal dan Gepeng.
Pasalnya, kata Ahmat, kehadiran Anjal dan Gepeng sudah membuat masyarakat Kota Samarinda dihadapkan dengan rasa dilema, antara merasa empati atau harus mengikuti Peraturan Daerah (Perda) 7/2017 mengenai Larangan Pemberian Uang Kepada Pengemis Anak Jalanan Dan Gelandangan di Kota Samarinda.
"Saya kadang-kadang juga menduga ada yang menyewakan anak-anak tersebut. Bukan apa-apa, apalagi saat lampu merah bisa saja mereka diserempet kan, bahaya juga," ucapnya saat ditemui Presisi.co di ruangannya, Kamis, 18 November 2021.
Sebab itu, lanjut Ahmat, Rumah Singgah diharapkan dapat menjadi ruang untuk mengatasi persoalan Anjal dan Gepeng di Kota Tepian. Apalagi menurutnya, anak-anak sejatinya memiliki hak untuk belajar dan bermain, dan bukan waktunya untuk bekerja.
"Rumah Singgah kemungkinan sudah dibuat melalui Dinas Sosial. Tinggal, itu dimaksimalkan. Saya juga pernah tahu kalau Anjal di kawasan Tepian Mahakam pernah dihimpun lembaga diluar pemerintah. Itu yang kira-kira juga bisa diterapkan lagi," tuturnya.
Diwartakan sebelumnya, Wali Kota Samarinda, Andi Harun menyebut kehadiran Anjal dan Gepeng di Samarinda sebagai sesuatu hal yang terorganisasi. Ia menyebut, ada oknum tertentu yang meraup keuntungan dari rasa simpati masyarakat.
Menanggapi itu, Ahmat menyarankan kepada Pemkot Samarinda untuk kemudian melakukan penertiban hingga tahap pendataan. Itu guna mesmatikan Anjal dan Gepeng benar-benar warga Samarinda, atau malah masyarakat pendatang yang membutuhkan lapangan pekerjaan.
"Artinya ada ruang ekonomi yang perlu ditinjau juga. Rumah singgah perlu ditambah jika memang diperlukan. Tapi kalau kaitannya dengan anggaran, memang tidak mudah melakukan hal itu," pungkas Ahmat. (*)