Cerita Sembuh dari Covid-19: Rajin Berjemur Badan dan Bermain Bulutangkis selama Isolasi Mandiri
Penulis: Nur Rizna Feramerina
Kamis, 15 Juli 2021 | 944 views
Balikpapan, Presisi.co – Ribuan pasien Covid-19 di Indonesia dinyatakan sembuh setiap harinya. Mereka yang berhasil melawan penyakit tersebut pun punya cara-cara tersendiri agar bisa kembali pulih. Seperti halnya salah satu jurnalis di Balikpapan, Ahmad Riyadi, 30 tahun.
Kepada Presisi.co Riyadi bercerita, awal mula ia terpapar Covid-19 adalah ketika sedang berkumpul dengan rekan-rekan di kantornya sambil menyantap tempe mendoan. Saat itu, Riyadi dan rekannya sama sekali tidak tahu siapa orang yang telah terpapar Covid-19. Karena ketidaktahuan itu, ia dan rekan-rekannya pun tidak menaruh curiga ketika berkumpul bersama.
Sepekan berselang, Riyadi mulai merasakan ada yang aneh dengan kondisi tubuhnya. Indera penciuman tak dirasakannya saat itu, bahkan, tubuhnya sempat mengalami penurunan kondisi yang cukup siginifikan. “Waktu itu rasanya badan saya tidak enak sekali, karena indera penciuman hilang. Kemudian saya putuskan untuk swab PCR,” ungkap Riyadi.
Tak disangka, hasil tes tersebut menunjukkan positif Covid-19. Artinya, Riyadi harus menjalani isolasi mandiri. Saat itu, ia melakukan isolasi mandiri di Embarkasi Haji karena ia memiliki dua anak yang masih kecil di rumah.
Tak ada gejala serius yang dialaminya. Sehingga ia tak perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit. Bahkan, sebelum ke Embarkasi Haji, ia menyempatkan diri mampir ke minimarket untuk membeli kudapan selama isolasi. “Pas masuk minimarket sempat dicek suhunya, tapi normal saja dan diizinkan masuk,” katanya.
Sesampainya di Embarkasi Haji, Riyadi sekamar dengan empat orang kawannya yang ternyata terpapar saat memakan tempe mendoan di kantor tempat ia bekerja. “Ya bisa dibilang klaster tempe mendoan,” selorohnya diiringi tawa.
Selama 14 hari menjalani isolasi mandiri, tak banyak kegiatan yang dilakukannya. Berjemur saat pagi menjadi hal wajib karena Riyadi sempat merasa sesak. Olahraga kecil-kecilan, dan bermain ponsel menjadi rutinitasnya.
Namun, rupanya ada rutinitas lain yang cukup unik dilakukan Riyadi dan teman sekamarnya. Karena hanya ada satu kanal TV yang tersedia, selama 14 hari Riyadi menonton sinetron-sinetron yang bercerita tentang azab. “Sambil nonton itu sambil menebak jalan ceritanya. Seru saja sama teman-teman menertawakan itu, bikin imun naik juga,” kata Riyadi.
“Benar-benar dari pagi sampai malam nontonnya sinetron azab,” lanjutnya.
Namun, ketika ia dan teman sekamarnya mulai bosan menonton sinetron, mereka melanjutkan kegiatan dengan bermain kartu, nonton YouTube dan bermain game, namun hal ini tidak terlalu sering dilakukan karena sinyal di Embarkasi Haji agak lelet. Bahkan, ia sempat meminta kepada temannya yang lain untuk dibelikan dua raket dan cock bulutangkis.
Saat ini, Riyadi telah melanjutkan kembali aktivitasnya sebagai seorang jurnalis. Pengalamannya tersebut sering ia ceritakan ke rekan-rekannya yang lain, sebagai pelajaran agar terus menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan secara rutin. (*) Editor: Rizki