Penulis: Presisi 1
Sabtu, 03 Juli 2021 | 867 views
Jember, Presisi.co - Misran (50), warga Dusun Dam Saola, Desa Tegalrejo, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur meregang nyawa di tangan tetangganya sendiri berinisial H (70). Pemicunya karena suara batuk. Ya, hanya karena batuk serupa dehem, inisial H tega menebas leher Misran dengan celurit hingga tewas, Jumat 2 Juli 2021.
Peristiwa tragis itu bermula saat Misran dan istinya Tacik menerima tamu bernama Karno. Ketika pamit, sang tamu tadi batuk. Sejurus kemudian pelaku mendatangi rumah korban dan menegur. Misran kemudian menenangkan tetangganya tersebut. “Setelah itu Pak Karno mau pulang, lalu batuk. Pelaku ini keluar dan menegur Pak Karno. Tidak ada apa-apa, Pak Karno langsung pulang,” kata Tacik dikutip dari Suara.com, jaringan Presisi.co, Sabtu 3 Juli 2021.
Namun, persoalan ternyata belum selesai. Inisial H kembali mendatangi rumah Misran. Kali ini dengan menenteng arit atau celurit. “Saporanna kaule, Lek (maafkan saya, Dik),” kata Tacik menirukan percakapan suaminya dengan pelaku.
“Loh, mak saporah bede napah, Kak? Ampiyan mak pas asaporah, mak langsung nyambi arek (Loh, kok minta maaf ada apa, Mas? Anda minta maaf, tapi membawa arit)?” tanya Misran.
Korban sempat memperingatkan tetangganya itu supaya berhati-hati. Namun, tak digubris. “Enggih, ampiyan mak nyambi arek? Mon e laporagi, ampiyan masok (Iya, anda kok bawa arit? Kalau dilaporkan polisi, anda bisa masuk penjara),” kata Misran.
Itu menjadi ucapan terakhir Misran dan H kemudian mengayunkan celurit ke leher tetangganya tersebut. “Darah berhamburan, Bapak (suami) masih keket (berkelahi). Langsung dibacok lagi tangannya (sebelah kanan),” kata Tacik.
Tacik mengatakan, selama ini tak ada perselisihan antara Misran dan H. “Memang begitu. Orang itu tak bisa mendengar orang batuk. Kalau ada orang batuk, pasti bawa arit,” katanya.
Sementara, Kepala Kepolisian Sektor Mayang Inspektur Satu Bejul Nasution mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan. “Kami mengamankan tersangka dan barang bukti. Tinggal kami dalami motifnya apa,” katanya. (*)