Pesawat Trigana Air Putar Balik ke Bandara Halim, Begini Penjelasan Kemenhub
Penulis: Yusuf
Sabtu, 27 Maret 2021 | 1.059 views
Presisi.co - Pesawat Boeing 737 PK YSC Trigana Air rute Jakarta-Banjarmasin putar balik ke Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (27/3/2021). Insiden itu diduga karena adanya kegagalan pada mesin atau engine failure.
Dilansir Suara.com, jaringan Presisi.co, pesawat kargo tersebut dijadwalkan berangkat pada pukul 03.15 WIB. Kemudian ada permintaan untuk mendarat pada 04.13 WIB.
"Tidak ada pendaratan darurat, hanya kembali atau return to base," kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati saat dikonfirmasi Suara.com.
Meski dikatakan mengalami kerusakan pada mesin, tetapi belum begitu jelas apa penyebab pastinya.
Pesawat tersebut dikendalikan oleh pilot Capt. Rahmad, first officer Hibni, FOO Gemal beserta teknisi Eko. Pesawat Trigana tersebut membawa muatan 10.455 kg.
Mendapat laporan tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kemenhub sudah melakukan pengecekan ke Halim Perdanakusuma.
"Tadi ada pesawat Trigana RTB karena masalah teknis, tim kami dari DKPPU tadi sudah di Halim untuk tangani," ujar Novie saat dihubungi Suara.com, Sabtu sore.
Berdasarkan data Flight Radar, pesawat ini sempat mengudara selama 59 menit usai lepas landas dari Halim Perdanakusuma sekitar pukul 10:14 WIB.
Insiden ini merupakan kejadian kedua yang dialami maskapai Trigana Air.
Pada Sabtu (20/3/2021) lalu, pesawat Trigana Air tergelincir di landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Saat itu Executive General Manager Bandara Halim Perdanakusuma Marsma Pnb TNI Nandang Sukarna mengatakan, penyebab tergelincirnya pesawat Trigana Air di landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, karena gagal landing. Pasalnya, ada salah satu mesin pesawat yang mati.
Atas hal itulah pesawat yang hendak terbang menuju Makassar, Sulawesi Selatan itu terpaksa kembali ke landasan pacu. Namun, kemudian pesawat diarahkan ke bagian rumput supaya tidak mengakibatkan dampak terlalu parah.
"Jadi engine satu mati, engine nomor 2 mati kemudian landing, gagal. Sudah, akhirnya dimasukan ke run away street di rumput. Jadi kondisinya tidak di landasan pacu. Pas landing di landasan pacu tapi kemudian diharapkan ke arah rumput supaya tidak terjadi sesuatu," kata Nandang (*)