Agar Harga Kedelai Stabil, Pengamat Ekonomi : Jangan Impor Terus
Penulis: Jeri Rahmadani
Rabu, 06 Januari 2021 | 860 views
Samarinda, presisi.co – Sedang ramai isu mengenai naiknya harga kacang keledai di seluruh daerah di Indonesia, termasuk kota Samarinda.
Hal ini mendapatkan respon berbeda-beda dari berbagai kalangan. Seperti diberitakan sebelumnya, Kasimin (73), pengerajin tahu tempe di Jalan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda baru-baru ini mencurahkan kekhawatirannya karena harga kacang kedelai terus naik dalam beberapa bulan terakhir ini. Itu diakui berdampak pula terhadap pendapatannya.
Menanggapi itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Mulawarman, Chairul Anwar atau karib disapa Cody menilai jika kenaikan harga kedelai, merupakan masalah klasik yang sudah ada sebelumya.
"Itu udah dari sembilan delapan, bukan dari baru-baru ini," terangnya pada Presisi.co, saat dihubungi via aplikasi Whatsapp (06/01/2021).
"Karena pengrajin tidak mau menggunakan kedelai lokal, adalah karena masalah tampilan pada tempe yang pada saat masak, itu sedikit ada hitam-hitamnya," tambah Cody.
Kendati demikian, Cody menyebut jika kandungan protein pada kedelai lokal maupun impor, sama baiknya. "Jadi hanya masalah tampilan saja," singkatnya.
Selanjutnya, mengenai stok kedelai dalam negeri yang dikabarkan menipis, ditanggapi Cody lebih banyak dipengaruhi oleh minimnya jumlah petani yang kurang tertarik untuk membudidayakan kedelai itu sendiri.
Minimnya permintaan kedelai lokal lanjut dikatkakan Cody menjadi alasan kesekian yang secara langsung berdampak pada tingkat produksi kedelai para petani dalam negeri.
"Harus berkombinasi, dari pemerintah, petani kedelai, hingga pengrajin tahu & tempe, bekerjasama terkait pengadaan kedelai secara lokal. Agar tidak terus-terusan impor. Karena hal ini berkaitan dengan Kurs," katanya.
Terakhir, Cody mengharapkan bahwa akan ada kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan kepada masyarakat umum, khususnya ahli gizi, yang menyuarakan bahwa kandungan protein pada kedelai hasil lokal tidak kalah dengan kedelai impor.
"Sehingga berpengaruh pada stabilitas harga kedelai diranah domsetik," tutupnya.