Pangan untuk Negeri dari Pemuda Tani Milenial Kukar
Penulis: Yusuf
Rabu, 28 Oktober 2020 | 1.235 views
Kukar, Presisi.co - Banyak kisah inspiratif yang bisa diungkap setiap peringatan Hari Sumpah Pemuda. Termasuk, kisah seorang petani muda milenial asal Handil, Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), bernama Hamzah.
Dari balik telepon selulernya, pemuda yang baru saja lulus dari Sekolah Menengah Kejuran (SMK) Prasetya Budi Luhur pada 2013 lalu ini, banyak bercerita tentang ketertarikannya di sektor pertanian. Tak sekadar menjadi petani biasa. Lebih dari itu, Hamzah mengaku ingin memulai bisnisnya dari sektor yang didominasi oleh para orang tua ini.
Dengan yakin, Hamzah yang kini didapuk untuk mengkoordinir puluhan rekannya, melalui Kelompok Pemuda Tani Milenial ini menyebut, peluang bisnis di sektor pertanian ini terbuka luas, untuk tiap golongan.
"Kita sudah melihat, stok pangan kita ini sangat terbatas. Berarti potensi di sektor pertanian ini sangat besar kedepannya. Apalagi, pangan kita nantinya tak hanya untuk Kukar dan Kaltim, tapi untuk Indonesia juga dengan hadirnya IKN," kata Hamzah pada Rabu (28/10/2020) siang.
Sebagai seorang pemuda, Hamzah kembali mengingatkan jika kaum yang selalu disebut sebagai tulang punggung bangsa ini, harus turun tangan mengelola potensi pertanian negara dan daerah, khususnya.
Berkaca dari kisah sukses petani di Nusantara, Hamzah mengaku optimis jika sektor yang cenderung dipandang sebelah mata ini, akan menjadi pilihan sukses dirinya.
Agripreneur Juga Bisa Sukses
Di saat, mayoritas pemuda sibuk bersosial media. Hamzah memilih bertarung dibawah teriknya matahari. Memastikan, agar kebutuhan pangan masyarakat setiap harinya dapat mereka penuhi, dibalik keterbatasan yang menghadang.
"Petani bisa mewah, bisa sukses. Jangan dipandang sebelah mata lagi. Kita (pemuda) bisa kok," ungkapnya.
Meski baru dua tahun terakhir ini fokus menjadi seorang Agripreneur, tapi Hamzah membeberkan jika pundi-pundi yang dihasilkan, tak kalah dengan hasil kerja di kantoran. Diatas lahan seluas 5 hektar, terbentang ribuan pohon jagung pipil yang saat panen nanti, dihargai Rp 6 ribu per kilonya.
Dengan asumsi tiga kali musim panen dalam setahun, dengan hasil panen mencapai 8 ton per hektarnya, peluang untuk meraih ratusan juta rupiah itu tinggal menunggu waktu dengan ketekunan saja.
"Kalau di jual ke outlet kita bisa tembus Rp 5 ribu per kilonya, untuk jagung pipil besar. Tapi kalau pipil kecil seperti yang kami tanam sekarang ini, bisa tembus Rp 6 ribu per kilonya," sebutnya.
Selain itu, varietas hortikultura lain seperti Semangka, Padi Ladang dan Kedelai Jepang sudah pernah dicoba untuk mereka kembangkan. Semua ini, diakui Hamzah berdasarkan permintaan dari perusahaan dan pemerintah.
“Kami ingin mencoba, apakah varietas ini cocok di Kaltim. Tingkat produksinya berapa. Semua jadi pembelajaran bagi kami,” lugasnya.
Dirinya menambahkan, jalan sukses menjadi seorang Agripreneur ini sendiri bukan tanpa hambatan. Selain karena tingginya kadar asam tanah yang mempengaruhi produktivitas hasil pertanian. Dukungan teknologi pertanian untuk membuka jaringan irigasi dan pembukaan serta pematangan lahan juga sangat dibutuhkan. Semua itu, lanjut diakui Hamzah semata-mata untuk memastikan agar banteng ketahanan pangan di Kukar di masa mendatang tetap kokoh.
Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan di Kukar
Di kesempatan berbeda, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Sutikno mengaku telah berupaya membantu para petani untuk meningkatkan hasil tani mereka.
Terlebih, Berdasarkan kajian ahli dari Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Prof Rusdianysah pada 2018 lalu. Pemkab Kukar, diminta untuk "mengobati" sakitnya lahan persawahan dan pertanian yang ada lewat perbaikan struktur tanah melalui metode pengapuran.
“Kalau (tanah) sudah asam, artinya tingkat kesuburannya rendah. Akhirnya direkomendasikan untuk memperbaiki strukturnya dengan pengapuran itu,” sebut Sutikno.
Disokong APBD Kukar tahun 2020 ini, Sutikno lanjut membeberkan jika Distanak sudah menyalurkan pupuk kapur untuk 4 ribu hektar lahan di daerah basis pertanian Kukar. Mulai dari Kecamatan Tenggarong, Loa Kulu, Tenggarong Seberang, Sebulu dan Muara Kaman.
“Luasan lahan sawah fungsionil kita kan lebih kurang 18 ribu hektar. Hanya, karena keterbatasan anggaran sehingga baru disetujui (pengapuran) 4 ribu hektar,” katanya.
Kendati demikian, Sutikno memastikan jika pihaknya akan kembali mengusulkan pengajuan bantuan yang sama dengan jumlah bantuan pupuk yang lebih besar untuk 8 ribu hektar di APBD Kukar tahun 2021 mendatang.
Disamping itu juga, Sutikno memastikan pondasi program ketahanan pangan di Kukar yang selama ini memberi sumbangsih dominan terhadap kebutuhan pangan di Kaltim, telah berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan.