Potensi Investasi Mencapai 37 Triliun, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan Sepi Investor
Penulis: Yusuf
Rabu, 05 Februari 2020 | 1.934 views
Presisi – Sejak di resmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada April 2019 lalu, Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) yang berada di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) belum juga menarik bagi para investor.
Padahal, saat peresmian yang berlangsung di Manado, Sumatera Utara itu Jokowi menyebut KEK MBTK memiliki potensi nilai investasi dari industri pengolahan kelapa sawit, industri energi dan logistik sebesar Rp 37,71 triliun dan mampu menyerap 55.700 tenaga kerja.
Sumber Foto : Video Profil Kawasan Ekonomi Khusus - Indonesia SEZ
Tak hanya itu, KEK MBTK dalam proyeksi Jokowi mampu memberi kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kutai Timur sebesar Rp 4,67 trilliun di tahun 2025.
Tingginya potensi investasi yang bisa menjadi nilai tambah terhadap pergerakan ekonomi di Kaltim itu masih dihadapkan dengan persoalan lain yang akhirnya menghambat jalan investor untuk mengucurkan dana investasinya.
Direktur Utama Perusahaan Daerah (Perusda) Kaltim Melati Bhakti Satya (MBS), Agus Dwitarto menuturkan, belum terlengkapinya fasilitas pendukung berupa air, jalan dan listrik menjadi alasan utama yang menghambat masuknya investasi di lokasi tersebut.
Foto : Agus Dwitarto - Direktur Utama Perusda Kaltim Melati Bhakti Satya (MBS)
“Sudah sampaikan ke DPRD (Provinsi Kaltim) untuk dicarikan solusinya. Utamanya, kebutuhan infrastruktur tambahan agar menambah daya tarik investasi," terang Agus saat ditemui usai menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPRD Kaltim, Selasa (4/2) kemarin.
Lanjut dicontohkan Agus, ketersedian daya dukung listrik yang ada di KEK MBTK masih sebesar 30 MVA, sementara daya yang dibutuhkan adalah sebesar 90 MVA.
Oleh sebab itu, lagi dikatakan Agus permasalahan yang dihadapi oleh KEK MBTK harus segera di evaluasi, kurangnya sarana dan prasarana pendukung harus segera diadakan guna meraup keuntungan dari salah satu megaproyek yang dibangun di era Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak ini.
"Biar para investor tertarik," tegasnya.
Namun demikian, Agus menyebut bahwa saat ini sudah ada beberapa investor yang melakukan survei bahkan membuat nota kesepahaman dengan KEK MBTK.
"Makanya nanti kita surati. Mereka (investor) serius atau enggak," tutupnya.