Warganet Indonesia Ramai Minta Shin Tae-yong Dipecat, Media Korea Setuju atau Kontra?
Penulis: Rafika
Senin, 18 November 2024 | 141 views
Presisi.co - Media Korea ikut menyoroti desakan mundur pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, usai Indonesia menelan kekalahan telak 0-4 saat berhadapan dengan Jepang dalam kualifikasi Piala Dunia 2026, di SUGBK, Jakarta, Jumat (15/11/2024).
Pelatih asal Korea Selatan itu dinilai gagal memaksimalkan kemampuan pemain naturalisasi untuk mencetak gol. Bahkan, tagar #STYOut menggema di berbagai media sosial. Banyak yang menyerukan agar PSSI segera memecat Shin Tae-yong.
Terlebih, Indonesia juga tumbang saat berhadapan dengan China beberapa waktu lalu. Alhasil, Skuad Garuda tetap berada di posisi terakhir klasemen sementara Grup C pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Peluang mereka untuk tampil di Piala Dunia 2026 pun semakin mengecil.
Kabar ini pun diketahui oleh media Korea. Dalam tanggapannya, mereka justru menyinggung fans Timnas Indonesia.
"Apakah kalian lupa bersyukur? Fans Indonesia melancarkan gerakan pengunduran diri yang mengejutkan. Kebijakan naturalisasi tidak ada artinya," tulis laporan Nate, sebagaimana diberitakan Suara.com.
"Apakah mereka sudah melupakan prestasi lolos ke babak tiga kualifikasi (Piala Dunia) untuk pertama kalinya sejak kemerdekaan? Fans Indonesia menyerukan Shin Tae-yong mundur karena performa buruk," lanjut laporan itu.
Lebih lanjut, mereka menilai wajar saja ada kritik jika performa tim buruk. Namun, agak sulit dipahami jika Shin Tae-yong diminta untuk mundur.
"Tentu wajar jika kita tidak bisa menghindari kirik karena kita sudah menerima akibat kekalahan tersebut. Namun, sulit memahami Shin Tae-yong menunjukkan performa yang tidak sesuai dengan kekuatannya," lanjut laporan Nate.
Media tersebut juga membantah pernyataan yang menyebut Shin Tae-yong tak bisa memanfaatkan pemain naturalisasi. Pasalnya, banyak dari skuad Garuda masih belum tampil starter di Eropa.
"Meski telah mendatangkan sumber daya yang bermain di Liga Eropa (naturalisasi), tidak banyak pemain yang aktif sebagai starter. Ada banyak pemain yang tidak mendapatkan kesempatan bermain untuk timnya," tukasnya. (*)