search

Daerah

Film Pesta OligarkiKBAMuniversitas mulawarmanJanji Jokowi

Tingkatkan Kesadaran Politik Anak Muda, KBAM Gelar Nobar Film Pesta Oligarki

Penulis: Giovanni Gilbert Anras
1 hari yang lalu | 218 views
Tingkatkan Kesadaran Politik Anak Muda, KBAM Gelar Nobar Film Pesta Oligarki
Suasana nonton bareng di depan Copy Center Perpustakaan Universitas Mulawarman pada Senin, 14 Oktober 2024 malam. (Istimewa)

Samarinda, Presisi.co - Kelompok Belajar Anak Muda (KBAM) menggelar nonton bareng launching film “Pesta Oligarki” di depan Copy Center Perpustakaan Universitas Mulawarman pada Senin, 14 Oktober 2024 malam.

Nonton bareng tersebut dilatarbelakangi empat puluh dua tahun Indonesia menggelar pesta demokrasi setiap lima tahun sekali.

Dibalik angka partisipasi pemilih yang tinggi, masih banyak tantangan yang dihadapi disela-sela euforia kampanye pemilu di Indonesia.

Film dokumenter yang dibuat oleh watchdoc dipertontonkan khusus untuk para peserta yang menghadiri acara nobar tersebut.

Di film itu bercertita tentang kondisi perpolitikan saat pemilihan presiden pada tahun ini. Karena, setiap pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali, masyarakat hanya bisa mendengarkan janji-janji politik oleh pasangan calon.

Sangat banyak janji-janji yang diucapkan oleh calon pemimpin yang nyatanya, dari sekian banyak janji tersebut masih belum atau tidak terealisasi.

Contohnya, saat Presiden Joko Widodo yang berjanji akan menuntaskan pelanggaran Hak Asasi Manusia berat.

Nyatanya, janji tersebut hanya sekedar omongan untuk kepentingan perpolitikannya di sepuluh dekade kepemimpinannya.

Salah satu anggota KBAM, Yuni menjelaskan partisipasi generasi muda terhadap politik atau pemilu masih terkendala dengan tingkat literasi yang masih minim.

“Karena sekarang, anak-anak muda itu, masih minim literasi terkait politik. Apalagi, mereka belum terlalu paham seberapa urgen sih untuk memahami dan terlibat di politik,” kata Yuni.

Menurutnya, anak muda sekarang memiliki stigma negatif terhadap dunia perpolitikan di Indonesia. Maka dari itu, banyak anak muda yang tidak tertarik dan tidak dapat menilik visi misi dari calon pemimpin.

“Mereka hanya tau politik itu kotor dan menjijikan. Jadinya, mereka hanya memilih calon yang memiliki visi misi yang menguntungkan saja dalam pemilu,” jelasnya.

Terlepas dari hal tersebut, kesadaran terhadap politik tetap tidak bisa dipaksakan. Namun, dengan adanya nobar Yuni berharap bisa membuka ruang-ruang untuk berdiskusi agar dapat mengasah daya kritik generasi muda. (*)

Editor: Redaksi