Penulis: Rafika
Presisi.co - Seorang warga Korea Selatan, Amy BMJ tengah menjadi sorotan di media sosial akhir-akhir ini usai membongkar perselingkuhan yang dilakukan suaminya, Aden Wong, dengan pedangdut Tisya Erni. Tak hanya berselingkuh, Aden Wong dan Tisya Erni juga memisahkan Amy dengan keempat anak kandungnya.
Terbaru, putri Amy dan Aden Wong yang bernama Shan akhirnya buka suara terkait polemik yang dialami orang tuanya. Di tengah-tengah kasus yang sedang memanas, Shan justru memberikan fakta yang cukup mengejutkan. Remaja tersebut membongkar tabiat asli yang dimiliki sang ibu.
Dikatakan Shan, Amy kerap berperilaku kasar kepada anak-anaknya. Tak hanya itu, Amy juga sering mabuk-mabukkan hingga berkata hal-hal yang menyakitkan.
"Di Singapura pada 2022, sebelum kami pindah ke Indonesia, dia hampir setiap hari minum dan mabuk," kata Shan di kanal YouTube Dokter Richard Lee, Minggu (10/3/2024), sebagaimana diberitakan Suara.com --jaringan Presisi.co.
"Dia datang ke kamar kami, menghancurkan segalanya untuk alasan yang tidak kami ketahui, terkadang dia memukuli kami dan berteriak," tambahnya.
Dokter Richard lantas bertanya ucapan-ucapan seperti apa yang biasanya terlontar dari mulut Amy ke anak-anaknya ketika sedang mabuk. Sayangnya, Shan tak bisa merincikan lantaran Amy berbicara dalam kondisi mabuk sehingga ucapannya tak begitu jelas.
"Kami tidak benar-benar bisa mendengar jelas karena dia mabuk," kata Shan.
"Katanya ‘aku berharap kamu tidak pernah dilahirkan’ atau ‘hidupku akan lebih mudah jika tidak melahirkanmu’ lainnya ‘kenapa kamu tidak seperti temanmu’, ‘akan lebih mudah jika temanmu adalah anakku’."
Shan mengaku bingung kesalahan apa yang telah ia dan saudara-saudanya lakukan hingga membuat sang ibu berperilaku kasar seperti itu.
"Kadang kami tidak melakukan kesalahan, dan hanya tidak mengucapkan selamat malam. Kadang dia juga memukul kami," tuturnya.
Ketika ditanya sejak kapan Amy berperilaku kasar, Shan mengatakan hal tersebut dimulai sejak beberapa tahun lalu, setidaknya ketika sang ayah memutuskan untuk mulai bekerja di Indonesia. (*)
Editor: Rafika
