REW 2023 Akan Berfokus Pada Restrukturisasi Pasar Minyak Global
Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 09 Oktober 2023 | 622 views
Jakarta, Presisi.co - Forum Internasional Russian Energy Week (REW 2023) akan diselenggarakan di Moskow pada tanggal 11-13 Oktober. Para peserta akan membahas prospek kerja sama energi antara Rusia dan negara-negara berkembang terbesar di dunia termasuk Tiongkok, India, dan negara-negara Afrika. Salah satu topik utama pada Forum yang akan datang adalah membahas dampak restrukturisasi di bidang transportasi dan logistik terhadap sektor energi global.
Perubahan struktural sedang berjalan
“Perdagangan minyak global sedang mengalami perubahan struktural besar. Negara-negara Timur Tengah, yang dulunya memiliki peran penting dalam menyediakan berbagai komoditas untuk negara-negara berkembang di Asia Timur, kini meningkatkan pasokan minyaknya ke Eropa. Sebaliknya, Rusia telah menambah kuota ekspor minyaknya secara tajam ke India, Tiongkok, dan beberapa negara Asia Pasifik lainnya.
Selain itu, negara-negara Amerika Latin, termasuk Brasil dan Guyana, yang jarak pengirimannya sama seperti ke negara-negara Eropa dan Asia Pasifik, kini memainkan peran yang semakin besar dalam pasar minyak,” ujar Anton Kobyakov, Penasihat Presiden Federasi Rusia dan Sekretaris Eksekutif Panitia Penyelenggara REW 2023.
Pergeseran di pasar minyak berdampak pada masa depan suatu negara
Pasar minyak global terus berusaha beradaptasi terhadap peristiwa geopolitik saat ini, hal ini disebabkan “Adanya pembatasan terhadap Rusia, namun, minyak Rusia telah memasuki berbagai pasar dengan struktur harga yang berubah-ubah. Logistik menjadi semakin rumit dan mahal, karena kapal tanker minyak harus melakukan perjalanan jarak jauh agar bisa mengirimkan bahan baku dan produk minyak bumi.
Dampak pergeseran ini terhadap masa depan pasar minyak akan menjadi salah satu topik terpenting dalam Russian Energy Week mendatang,” tandas Kobyakov.
Hampir setengah dari pasokan minyak disalurkan ke 3 negara
Importir terbesar produk olahan minyak Rusia pada bulan Agustus 2023 adalah Turki, India, dan UEA. Ketiga negara ini berkontribusi sebesar 46% dari pasokan hasil bumi laut dari Federasi Rusia (1,04 juta dari 2,27 juta barel/hari). Peran Brasil, Tiongkok dan Malaysia menjadi semakin penting: Konsumen dari wilayah tersebut berkontribusi sebanyak 18% (397.000 barel/hari) dari total struktur pasokan produk minyak Rusia.
Singapura, yang aktif mengembangkan pusat produk minyaknya, berkontribusi sebanyak 7% dari pengiriman produk minyak Federasi Rusia (152.000 barel/hari) pada bulan Agustus. Yunani dan Malta juga memainkan peran penting: Pemindahan muatan produk minyak bumi terjadi di perairan teritorial negara-negara UE tersebut, sehingga total pangsa ekspor negara-negara tersebut pada bulan Agustus 2023 adalah 8% (191 barel/detik).
Arus logistik harus direstrukturisasi
“Restrukturisasi arus logistik bukan sekadar slogan indah, melainkan fakta yang kuat. Misalnya, pada bulan Agustus 2023, 9 negara Afrika masuk dalam 20 besar importir teratas dari produk minyak bumi Federasi Rusia: Aljazair, Ghana, Mesir, Libya, Maroko, Nigeria, Senegal, Tunisia, dan Togo. Volume pasokan hasil laut produk minyak bumi dari Rusia ke negara-negara tersebut mencapai 411 ribu barel per hari (b/d), dan porsinya dalam struktur ekspor Rusia mencapai 18%,” ujar Igor Yushkov, pakar dari REW Energy Club.
Secara umum, menurut Igor Yushkov, volume pasokan produk minyak lepas pantai dari Rusia telah menurun sekitar 780.000 barel/hari selama beberapa bulan terakhir. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh komitmen Rusia dalam mengurangi produksi minyak berdasarkan kesepakatan OPEC+.
Dengan dukungan dari Pemerintah Kota Moskow, Forum Internasional Russian Energy Week diselenggarakan oleh Kementerian Energi Federasi Rusia dan Roscongress Foundation, yang merupakan lembaga pengembangan non-keuangan yang berorientasi sosial dan penyelenggara utama konvensi, pameran dan acara bisnis, publik, pemuda, olahraga, dan budaya. (*)