search

opini

World Book DayBEM KM Unmuluniversitas mulawarman

Hari Buku Sedunia, Mari Mulai Membaca

Penulis: Opini
Jumat, 23 April 2021 | 889 views
Hari Buku Sedunia, Mari Mulai Membaca
Ilustrasi. (Freepik)

"kemudahan akses informasi serta kecepatan tersebut seperti pisau bermata dua, di satu sisi hal ini baik, di sisi yang lain menjadi sangat buruk ketika masyarakat mulai terlena dengan semua kemudahan yang ada"

 

Republic of Letters dalam bahasa latin Respublic Literaria merupakan suatu komunitas intelektual yang terhubung dari banyak relasi dan ada sekitar abad ke 17 hingga 18 masehi, tersebar di sekitar benua amerika hingga eropa.

Dasar dari Republic of Letters ini yaitu keinginan para intelektual zaman tersebut untuk berperan melakukan kegiatan tulis menulis serta keinginan untuk saling bertukar pikiran maupun kebudayaan.

Pengaruh pesatnya komunitas ini didukung oleh beberapa faktor penting, diantaranya Kegiatan surat menyurat antar wilayah yang semakin masif, pengaruh kolonial dalam periode tersebut, serta penemuan mesin cetak buku yang ditemukan oleh seorang pandai logam  Johanes Gutenberg pada tahun 1440, selanjutnya namanya dijadikan sebagai sebuah perpustakaan digital yang memuat karya karya yang hak ciptanya telah habis.

Karena kemudahan yang telah didapatkan khususnya dalam hal produksi dan akses suatu buku, ini menjadi titik dimana perkembangan ilmu pengetahuan akan semakin pesat, akses yang lebih mudah dari sebelumnya menyebabkan lahirnya banyak penulis hebat, salah satunya ialah Miguel de Cervantes dengan karyanya Don Quixote, terbukti setelah Cervantes meninggal karyanya selalu dihormati dan dikenang.

Gagasan awal memperingati hari buku sedunia yang dikemukakan oleh seorang penulis Vicente Clavel Andreas sebagai bentuk rasa hormat kepada Cerventes, inilah yang menjadi awal mula lahirnya hari buku sedunia. Selanjutnya pada tahun 1995, UNESCO dalam konfrensinya menetapkan tanggal 23 April sebagai hari buku sedunia

Melakukan kegiatan literasi buku banyak memiliki manfaat bagi perkembangan otak, secara tidak sadar otak akan berusaha untuk memahami karakter kata, memvisualisasikan, serta mengembangkan teori teori didalam pikirannya. Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan daya ingat, rasa empati, kecerdasan intelektual bagi pelaku kegiatannya.

Dalam sebuah studi yang dilakukan University of Sussex pada tahun 2009 menyatakan bahwa melakukan kegiatan literasi buku dapat menurunkan stress dan membuat otot menjadi lebih rileks. Tentunya kegiatan literasi buku yang dimaksud bukan hanya terpaku pada membaca, menulis, dan berbicara, tetapi literasi buku yang baik ialah memaknai lebih dalam suatu buku, merangsang imajinasi terhadap teks-teks yang telah dibaca, berusaha untuk mendapatkan esensi atau rasa serta berusaha membuat ide ide yang baru.

Gerakan literasi juga merambah ke indonesia, pada 17 mei 2002 pertama kalinya diperingati hari buku nasional. Tentunya dengan disepakatinya hari buku nasional ini diharapkan dapat meningkatkan minat literasi yang lebih khususnya untuk generasi mendatang.

Tetapi terlepas dari semua itu, masih banyak problematika yang harus dihadapi dalam hal literasi, sulitnya akses buku yang tersedia diruang publik menjadi faktor krusial dalam masalah ini, akses buku terbatas terkhusus di sekolah dan jika ada buku yang tersedia, kebanyakan dari buku tersebut hanya membahas tentang pelajaran formal, dalam arti lain buku-buku tersebut lebih ke arah menghafal, bukan mengaktifkan imajinasi. Ini yang menjadi persoalan besar kita bersama terkhusus dalam hal literasi buku.

Selain itu, perkembangan teknologi yang semakin pesat juga menjadi faktor utama dalam problematika ini, kemudahan akses informasi serta kecepatan tersebut seperti pisau bermata dua, di satu sisi hal ini baik, di sisi yang lain menjadi sangat buruk ketika masyarakat mulai terlena dengan semua kemudahan yang ada.

Kedalaman mencari serta mengetahui suatu informasi mulai pudar, lebih jauh lagi pemikiran yang berkembang terkesan bergantung kepada suatu entitas tertentu, bukan hasil dari pengolahan pemikirannya sendiri.

Oleh karena itu dalam memperingati hari buku sedunia ini, mari kita gencarkan lagi gerakan literasi, karena dengan melakukan gerakan ini dapat mengubah struktur cara berfikir masyarakat menjadi lebih baik lagi.

Penulis: Ahmad Zacky Indra G - Staff Kementerian Sosial Politik BEM KM Unmul 2021

*) Opini ini adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi Presisi.co