Mengenal Budidaya Maggot yang Berpotensi Mereduksi Sampah Organik di Samarinda
Penulis: Jeri Rahmadani
Sabtu, 20 Maret 2021 | 1.913 views
Samarinda, Presisi.co – Ada yang menarik dari Gelar Pasar Tani (GPT) 2021 di Museum Samarendah, Sabtu 20 Maret 2021. Yakni stan pupuk tanaman dan pakan ternak dari maggot yang dikelola CV Ahasa Larva Group. Pembudidayaan maggot ini mampu mereduksi sampah organik hingga puluhan ton.
Chief Operating Officer CV Ahasa Larva Group, Hairil Anwar menjelaskan, yang dibudidayakannya adalah maggot black soldier fly (BSF). Maggot merupakan larva yang berasal dari lalat BSF atau lalat tentara hitam yang banyak hidup di wilayah tropis.
Produk yang dihasilkan dari budidaya maggot ini bervariasi. Mulai dari larva kering untuk pakan ternak seperti ikan louhan, piranha, ayam, angsa, atau seluruh ikan dan unggas. Serta sebagai pupuk organik bekas maggot (kasgot) dari hasil residu pakan maggot.
"Ini bisa membunuh bakteri salmonella dan escherichia coli. Jadi cukup aman bagi pakan ternak," ucap Hairil.
Selain bisa menghasilkan beberapa produk, pembudidayaan maggot ini tak memakan waktu lama dalam prosesnya.
"Dari 5 gram baby maggot usia tujuh hari, kita kasih sampah organik 100 kilogram dalam wadah ukuran 1x1 meter bisa menghasilkan 10 kilogram maggot fresh, dan 20 kilogram pupuk organik," ucap Hairil.
Menurutnya, dengan membudidayakan maggot ini berarti ikut memelihara lingkungan dan mengurangi sampah organik di Samarinda. Ia mengaku perusahaannya saat ini menjadi binaan Dinas Lingkungan Hidup Samarinda. Proses pembudidayaan maggot katanya dapat mengurangi sampah di Kota Tepian dengan perbandingan 10:1.
"Dari hasil budidaya maggot ini kami telah memproses 57 ton sampah organik dalam kurun waktu tujuh bulan," jelasnya.
Dirinya mengklaim, di Samarinda ini hanya dirinya yang sudah mengkomersialkan produk maggot BSF ini.
"Produk kami sudah menembus Malang. Rencananya, kami ingin ekspor," pungkasnya. (*)