search

Advetorial

Adaptation FundPerubahan Iklim DuniaRuang Terbuka HijauBappeda SamarindaDiskominfo Samarinda

Atasi Perubahan Iklim, Adaptation Fund Bangun Ruang Terbuka Hijau di Pasar Segiri Samarinda

Penulis: Jeri Rahmadani
Senin, 15 Maret 2021 | 853 views
Atasi Perubahan Iklim, Adaptation Fund Bangun Ruang Terbuka Hijau di Pasar Segiri Samarinda
Kepala Bappeda Samarinda Ananta Fathurrozi. (istimewa)

Samarinda, Presisi.co – Kota Tepian terpilih sebagai daerah yang ruang terbuka hijaunya (RTH) akan dikelola untuk adaptasi perubahan iklim. Seleksi itu dilakukan Adaptation Fund yang dijembatani mahasiswa Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, beberapa waktu lalu.

"Samarinda dianggap memenuhi syarat bersama sepuluh daerah lainnya," ujar Kepala Bappeda Samarinda Ananta Fathurozzi, Senin 15 Maret 2021.

Ia menyebut, seleksi Adaptation Fund dilakukan dengan cara mengambil data melalui internet. Kemudian didaftarkan sebagai daerah yang perlu melakukan adaptasi perubahan iklim.

Disebutnya, sekitar USD 10 juta dikucurkan untuk mengatasi perubahan iklim di Indonesia, termasuk Samarinda. Namun, dukungan dana tersebut hanya dapat diaktualisasikan melalui bentuk program.

"Pemkot hanya menyediakan lahan. Sedangkan desain hingga pelaksanaan itu dari mereka," imbuhnya.

Dukungan pembangunan terhadap adaptasi perubahan iklim di Samarinda akan berupa pembangunan RTH. Lokasinya di eks Pasar Segiri yang sebelumnya telah direlokasi karena normalisasi SKM.

"Pembangunan ditargetkan rampung dalam enam bulan. Tentu saja ini sangat membantu kerja pemkot," jelas Ananta.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda Nurrahmani mengatakan, pengajuan proposal Adaptation Fund sebelumnya telah berjalan sejak tahun lalu.

Menurutnya, Samarinda masuk daerah yang perlu melakukan adaptasi perubahan iklim karena munculnya isu ketimpangan gender saat terjadi relokasi segmen Pasar Segiri pada 2019 lalu.

"Ada ibu-ibu yang disebut direlokasi paksa. Padahal tidak," sebutnya.

Diketahui, Adaptation Fund merupakan instrumen finansial Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Digunakan untuk membiayai proyek dan program di negara berkembang. Supaya dapat beradaptasi terhadap efek berbahaya perubahan iklim. Di antaranya berfokus pada gender, lingkungan, serta sarana dan prasarana.

Pada awal November 2013, Adaptation Fund Board (AFB) mengalokasikan sekitar USD 200 juta untuk mendukung adaptasi iklim di 29 negara. Kemudian pada Oktober 2015, Adaptation Fund memberikan komitmen sebesar USD 331 juta pada 54 negara. (*)

Editor: Rizki