Raja Charles III Cabut Gelar Kerajaan dan Usir Pangeran Andrew dari Istana, Apa Alasannya?
Penulis: Rafika
7 jam yang lalu | 0 views
Kolase Raja Charles III dan Pangeran Andrew. (Max Mumby/Indigo/Getty Images; Karwai Tang/WireImage)
Presisi.co - Publik Inggris tengah dihebohkan oleh langkah Raja Charles III yang resmi mencabut seluruh gelar kerajaan milik adiknya, Pangeran Andrew.
Keputusan besar ini diumumkan langsung oleh Istana Buckingham pada Kamis, 30 Oktober 2025, dan menandai berakhirnya seluruh status kebangsawanan Andrew , termasuk gelar “Yang Mulia” (His Royal Highness) serta “Duke of York.”
Dengan pencabutan itu, Andrew kini tidak lagi disebut sebagai seorang pangeran, melainkan hanya menggunakan nama lengkapnya, Andrew Mountbatten Windsor.
Lantas, apa sebenarnya alasan Raja Charles III mencabut gelar kerajaan sang adik? Berikut ulasannya yang Presisi.co rangkum dari berbagai sumber.
Keputusan ini sejatinya bukan tanpa dasar. Pangeran Andrew telah lama terseret dalam skandal besar yang mencoreng nama baik keluarga kerajaan Inggris dan menjadi beban bagi reputasi monarki.
Sebagai informasi, Andrew merupakan putra ketiga dari mendiang Ratu Elizabeth II. Ia sebelumnya dikenal sebagai sosok perwira Angkatan Laut yang gagah dan pernah berjasa dalam Perang Falklands.
Namun citra positif itu mulai runtuh ketika namanya dikaitkan dengan Jeffrey Epstein, seorang pengusaha yang divonis bersalah atas kasus perdagangan seks internasional.
Salah satu korban Epstein, Virginia Giuffre, menuduh bahwa Andrew pernah memaksanya melakukan hubungan seksual ketika ia masih berusia 17 tahun.
Tuduhan ini dibantah keras oleh Andrew, namun publik Inggris sudah terlanjur kecewa dan mulai memandangnya dengan rasa muak.
Upaya Andrew untuk memperbaiki reputasinya melalui wawancara eksklusif dengan BBC pada tahun 2019 justru berbalik arah. Dalam wawancara tersebut, Andrew dianggap gagal menunjukkan empati terhadap para korban, dan bahkan dinilai tidak memahami sensitivitas isu yang melibatkannya.
Alih-alih memulihkan citra, wawancara itu malah memperburuk pandangan masyarakat terhadap dirinya.
Masalahnya tidak berhenti di sana. Pada tahun 2021, Virginia Giuffre menggugat Andrew ke pengadilan Amerika Serikat. Meski tidak pernah mengakui kesalahan, Andrew akhirnya memilih menyelesaikan perkara tersebut di luar pengadilan pada 2022, dengan membayar sejumlah uang ganti rugi yang nominalnya tidak pernah diungkapkan kepada publik.
Meskipun demikian, keputusan itu tidak cukup untuk menyelamatkan nama baiknya.
Tahun 2025 menjadi titik balik lain dalam kisah kelam Andrew. Publik kembali dikejutkan dengan terbitnya memoar anumerta Virginia Giuffre, yang berisi pengakuan rinci mengenai dugaan pelanggaran seksual yang dilakukan Andrew. Buku tersebut memperkuat tuduhan lama dan memicu kembali kemarahan publik terhadap sang pangeran.
Melihat gelombang kritik yang terus meningkat dan dampaknya terhadap reputasi keluarga kerajaan, Raja Charles III akhirnya mengambil langkah tegas.
Ia mencabut seluruh gelar kerajaan, jabatan kehormatan, dan hak istimewa yang selama ini melekat pada Andrew.
Dalam pernyataan resmi, Istana Buckingham menegaskan bahwa mulai saat itu, adik raja hanya akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor tanpa embel-embel kerajaan apa pun.
Selain kehilangan status kebangsawanan, Andrew juga diminta untuk segera meninggalkan Royal Lodge, kediaman resminya yang telah ia tempati selama lebih dari dua dekade.
Raja Charles menilai keputusan ini penting untuk menjaga kehormatan, martabat, dan integritas monarki Inggris, yang selama beberapa tahun terakhir kerap diterpa isu sensitif.
Keputusan tersebut juga disebut mendapat dukungan penuh dari keluarga kerajaan, termasuk dari Pangeran William, yang menilai sang paman telah membuat kesalahan serius dan merusak citra institusi kerajaan. (*)