search

Daerah

MBG BermasalahMBG di SamarindaSPPGSMAN 13 SamarindaKlarifikasi

Klarifikasi SPPG MBG di SMAN 13 Samarinda, Mulai dari Bau Tak Sedap Hingga Berulat

Penulis: Akmal Fadhil
Rabu, 24 September 2025 | 530 views
Klarifikasi SPPG MBG di SMAN 13 Samarinda, Mulai dari Bau Tak Sedap Hingga Berulat
Ilustrasi foto MBG. (Sumber: Internet)

Samarinda, Presisi.co — Dugaan makanan tidak layak konsumsi dalam Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat.

Kali ini, sejumlah siswa SMAN 13 Samarinda melaporkan jatah makan siang mereka berbau tak sedap dan bahkan ditemukan ulat dalam sayuran.

Program MBG untuk sekolah ini disuplai oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sungai Pinang, yang membenarkan adanya keluhan tersebut, namun menegaskan bahwa makanan tidak dalam kondisi basi.

“Memang saat ompreng kembali ke dapur, kami mencium bau pada sebagian kecil porsi. Tapi tidak semua. Makanan yang kami distribusikan masih layak konsumsi,” ujar Kepala SPPG Sungai Pinang, Zidan Ramadan Sofyar, Selasa 23 September 2025.

Menurut Zidan, aroma tak sedap berasal dari kesalahan teknis dalam metode memasak.

Menu ayam asam manis yang biasanya digoreng, pada hari itu justru direbus sebelum dicampur saus, yang membuat baunya berubah saat dingin.

Terkait temuan ulat pada sayur, SPPG menyebut hal itu berasal dari bahan baku organik tanpa pestisida. Zidan menyebut ulat tersebut bukan indikator makanan basi, namun akibat proses pembersihan bahan yang kurang teliti.

“Itu ulat alami dari sayur organik. Jadi memang bukan karena basi, tapi kami akui kecolongan dalam pengecekan bahan,” jelasnya.

Menanggapi insiden ini, SPPG menyatakan akan memperketat standar operasional dari mulai penerimaan bahan baku, pengolahan, hingga pengecekan sebelum distribusi.

“Kami tegaskan, kalau bahan sudah mulai bau atau teksturnya berubah, langsung kami ganti. SOP akan diperketat agar kejadian serupa tidak terulang,” kata Zidan.

Ia juga mengingatkan bahwa makanan MBG harus dikonsumsi sebelum pukul 12.00 WITA sesuai standar gizi.

Meski aturan itu sempat ditulis di ompreng makanan, saat ini sudah tidak dicantumkan lagi karena dianggap sudah menjadi kebiasaan di sekolah.

SPPG Sungai Pinang saat ini melayani dua sekolah, yaitu SMAN 2 Samarinda (1.071 siswa) dan SMAN 13 Samarinda (861 siswa). Dari hasil pengecekan internal, keluhan hanya ditemukan di SMAN 13, dan guru penerima sampel bahkan menyebut menu saat itu masih dalam kondisi layak konsumsi.

Zidan memastikan bahwa pihaknya akan terus melakukan pembenahan agar kualitas makanan MBG tetap terjaga dan kejadian serupa tidak terjadi kembali.

“Ini jadi pelajaran penting bagi kami. Kami pastikan evaluasi akan terus berjalan,” tutupnya. (*)

Editor: Redaksi