Penulis: Rafika
Presisi.co - Jagat media sosial tengah digemparkan dengan beredarnya video seorang anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari Fraksi PDI Perjuangan, Wahyudin Moridu.
Dalam rekaman itu, Wahyudin dengan enteng menyatakan niatnya untuk “merampok uang negara”.
Badan Kehormatan (BK) DPRD Provinsi Gorontalo pun segera turun tangan. Ketua BK, Fikram Salilama, menduga ucapan tersebut dilontarkan Wahyudin ketika berada di bawah pengaruh minuman beralkohol.
Diduga, Wahyudin tengah dalam kondisi mabuk saat mengucapkan kalimat tersebut.
"Terinformasi ke saya dia dalam keadaan mabuk minum-minuman beralkohol," ungkap Fikram Salilama dikutip dari Suara.com, Jumat 19 September 2025.
Namun, ia menegaskan bahwa kondisi mabuk sama sekali tidak bisa dijadikan alasan pembenaran tindakan Wahyudin. Fikram menegaskan sikap Wahyudin jelas merupakan pelanggaran kode etik sebagai wakil rakyat.
"Lepas dari segalanya minum pun mabuk pun dia sudah kena pelanggaran kode etik," ucapnya.
BK DPRD Gorontalo berencana memanggil Wahyudin pekan depan untuk dimintai klarifikasi.
"Ini video (Wahyudin mengaku mau merampok negara) baru saya tahu saya dapat kira-kira 3 jam. Kita badan kehormatan segera bergerak cepat tindak lanjuti ini," beber Fikram.
Dalam video berdurasi sekitar 30–37 detik yang sudah beredar luas, Wahyudin terlihat dalam perjalanan menuju Makassar bersama seorang perempuan.
“Kita hari ini menuju Makassar menggunakan uang negara. Kita rampok aja uang negara ini, kita habiskan aja biar negara ini makin miskin," katanya sambil tersenyum dalam rekaman video tersebut.
Tak hanya itu, ia juga memperkenalkan diri dengan percaya diri. “Siapa ji Wahyudin Moridu, Anggota DPRD Provinsi Gorontalo,” tuturnya.
Setelah menuai gelombang kritik, Wahyudin akhirnya buka suara lewat media sosial. Ia mengaku menyesal dan meminta maaf kepada masyarakat Gorontalo.
“Apapun yang saya lakukan di video itu saya akui salah dan tidak menunjukkan etika sebagai pejabat publik. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Gorontalo,” tulisnya. (*)
Editor: Redaksi
