DPRD Kaltim Dorong Sinergi Lintas Sektor untuk Kembangkan Pariwisata Berau
Penulis: Akmal Fadhil
Minggu, 08 Juni 2025 | 5 views
Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Syarifatul Sya’diah. (istimewa)
Samarinda, Presisi.co – Upaya mengurangi ketergantungan Kalimantan Timur (Kaltim) terhadap sektor tambang terus digenjot, salah satunya melalui pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Berau.
Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Syarifatul Sya’diah, menilai sektor ini memiliki potensi besar jika dikelola secara kolaboratif.
Menurutnya, percepatan pembangunan infrastruktur di Berau merupakan bagian dari strategi menjadikan daerah tersebut sebagai salah satu destinasi unggulan di Kaltim. Hal ini penting dalam rangka diversifikasi ekonomi yang lebih berkelanjutan.
“Berau selama ini terlalu bergantung pada tambang. Sekarang waktunya kita kembangkan pariwisata sebagai sektor andalan baru. Tapi tentu ini butuh sinergi dari semua pihak, tidak bisa hanya oleh pemerintah,” ujar Syarifatul, Minggu 8 Juni 2025.
Ia menegaskan, pelaku usaha, masyarakat, hingga perusahaan besar yang beroperasi di wilayah tersebut harus terlibat aktif dalam mendorong sektor pariwisata agar mampu memberi dampak ekonomi nyata bagi warga setempat.
“Perusahaan harus ikut ambil bagian dalam visi pembangunan ini. Jangan hanya eksploitasi sumber daya, tapi bantu juga dorong potensi daerah yang lain seperti pariwisata,” tegasnya.
Tak hanya sektor pariwisata, Syarifatul juga menyoroti pentingnya optimalisasi sektor pertanian dan kelautan yang hingga kini dinilai belum tergarap maksimal di Berau. Ia mendorong adanya kerja lintas sektor untuk memperluas basis ekonomi daerah.
“Potensi pertanian dan kelautan kita besar, tapi belum diolah maksimal. Kalau bisa digarap serius, dampaknya sangat besar untuk pengurangan pengangguran dan kemiskinan,” tambahnya.
Ia berharap, ke depan pengolahan sumber daya lokal—baik dari tambang, laut, maupun hasil pertanian—dilakukan di daerah asalnya agar nilai tambah ekonominya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kita ingin ekonomi daerah berputar di daerah, bukan lari ke luar. Jangan sampai masyarakat hanya jadi penonton dalam pembangunan,” pungkasnya. (*)