search

Daerah

Jalan rusak di SamarindaAPPKKAliansi Pemuda Peduli Keadilan Kaltim

APPKK: 4 Tahun Jalan Barito Rusak Parah, Khawatir Warga Jadi Korban

Penulis: Akmal Fadhil
9 jam yang lalu | 0 views
APPKK: 4 Tahun Jalan Barito Rusak Parah, Khawatir Warga Jadi Korban
Kondisi jalan yang rusak dan kerap tergenang banjir di Jalan Barito. (Presisi.co/Akmal)

Samarinda, Presisi.co – Warga di sekitar Jalan Barito, tepatnya di perbatasan RT 24 dan 29 Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Loa Janan Ilir, mengeluhkan kondisi jalan yang rusak dan kerap tergenang banjir.

Ironisnya, kondisi ini terjadi di belakang kawasan pengembangan Perumahan CitraGrand Senyiur City Samarinda, salah satu proyek properti terbesar di Kalimantan Timur yang digadang sebagai kota satelit mandiri modern.

Menurut M. Reza Fahlevi, anggota Aliansi Pemuda Peduli Keadilan Kaltim (APPKK), banjir di kawasan tersebut sudah terjadi selama sekitar empat tahun terakhir.

Genangan muncul bahkan saat hujan berintensitas ringan, dan pada musim hujan, jalan tersebut nyaris tidak bisa dilalui.

“Kami melihat tidak adanya saluran drainase memadai menjadi salah satu penyebab utama banjir ini,” ujarnya Selasa 27 Mei 2025.

Masyarakat mempertanyakan tanggung jawab pihak pengembang atas dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh proyek pembangunan tersebut.

Mereka juga menyoroti peran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim dalam proses perizinan proyek.

“Apakah kajian AMDAL yang dilakukan sudah sesuai dengan kondisi di lapangan?” tanya Reza.

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, setiap proyek pembangunan diwajibkan memiliki dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang komprehensif.

Masyarakat menduga ada ketidaksesuaian dalam pelaksanaan kajian tersebut.

Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak pengembang maupun instansi pemerintah terkait atas keluhan warga.

Masyarakat berharap ada tindakan nyata dari semua pihak untuk menangani permasalahan tersebut.

“Kami hanya ingin keadilan dan kenyamanan. Sampai kapan warga harus terus menjadi korban?” pungkas Reza. (*)

Editor: Redaksi