Kekurangan Tenaga Medis, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Minta Pemprov Lakukan Ini!
Penulis: Akmal Fadhil
Kamis, 17 April 2025 | 119 views
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Andi Satya Adi Saputra. (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Andi Satya Adi Saputra, mengungkapkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa Benua Etam saat ini mengalami kekurangan ribuan tenaga medis.
Ia menjelaskan, pemerintah perlu mengambil langkah jangka pendek untuk mengatasi persoalan ini, salah satunya dengan menjalin kerja sama bersama beberapa universitas besar di luar provinsi.
“Kita bisa kerja sama, tapi ini untuk jangka pendek. Universitas besar di luar Kaltim bisa mendistribusikan tenaga medisnya ke sini, terutama ke daerah pelosok,” ujarnya saat diwawancarai, Rabu, 16 April 2025.
Untuk solusi jangka panjang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim didorong untuk memberikan beasiswa bagi putra-putri daerah agar dapat menempuh pendidikan di bidang kesehatan, sehingga ke depan dapat menopang kebutuhan tenaga medis di Kalimantan Timur.
“Dibiayai pendidikannya, dengan tujuan mereka nanti bisa kembali mengabdi, khususnya di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T),” paparnya.
Selain itu, Adi menilai daerah 3T di Kaltim juga perlu ditingkatkan akses digitalnya. Menurutnya, program WiFi gratis yang saat ini dijalankan Pemprov bisa menjadi penunjang akses telemedisin.
“Digitalisasi harus dimanfaatkan. Sekarang Kementerian Kesehatan sudah menggalakkan telemedisin, harus dioptimalkan dengan jangkauan internet yang sudah disiapkan oleh gubernur,” jelasnya.
Politisi Golkar yang juga berlatar belakang dokter ini menyebutkan, saat ini Kaltim kekurangan sekitar 50 persen tenaga medis. Idealnya, satu dokter menangani seribu pasien, namun kondisi saat ini masih jauh dari harapan.
“Kita kekurangan. Kebutuhan kita sekitar 4.000 dokter, sementara yang tersedia baru sekitar 2.000. Kalau hanya mengandalkan lulusan dari Kaltim, butuh waktu lama untuk mengejar ketertinggalan itu,” tegasnya.
Terkait program layanan kesehatan Gratispol, Adi optimistis pelayanan di Kaltim dapat berjalan baik, meski di beberapa daerah pelosok masih mengalami keterbatasan akses.
“Di kota-kota besar pelayanan relatif tidak terlalu bermasalah. Tapi di Mahulu, Kubar, itu yang masih memprihatinkan, apalagi aksesnya juga sangat sulit,” pungkasnya. (*)