Buntut Hina Buruh Pabrik, Psikolog Laporkan Orang Tua Arra ke Komnas Anak hingga KPI
Penulis: Rafika
Jumat, 28 Maret 2025 | 173 views
Potret Arra bersama kedua orang tuanya. (Instagram)
Presisi.co - Orangtua TikToker cilik Sanaara Gelora Pratama yang akrab disapa Arra telah dilaporkan ke sejumlah lembaga perlindungan anak serta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Laporan tersebut diubah oleh psikolog klinis Lita Gading.
Lita menilai ucapan-ucapan Arra saat tampil di televisi maupun di media sosial dapat memberikan dampak negatif bagi anak-anak lain yang menontonnya.
Namun, ia menegaskan bahwa bukan Arra yang harus disalahkan dalam situasi ini, melainkan kedua orang tuanya, Billi Sandi Pratama dan Mega Vallentina.
Menurutnya, celetukan-celetukan kontroversial bocah lima tahun itu adalah hasil dari pola asuh dan arahan orang tuanya, sehingga perlu ada teguran dari pihak berwenang.
"Pada kesempatan kali ini, saya mau berterima kasih kepada Komnas Anak, LPAI, KPAI, Kak Seto, lalu Komisi Penyiaran Indonesia, yang mana saya sudah membuat laporan mengenai atau terkait kasusnya Arra," ujar Lita Gading dalam video yang diunggah pada Jumat (28/3/2025).
Lita Gading menambahkan, "Anak kecil usia lima tahun yang berceloteh, yang bercerita tidak sesuai usianya, yang di-create orang tuanya."
Meski tahu ucapan sang anak bisa menyinggung orang lain, orangtua Arra tetap mengunggahnya di mesia sosial.
"Di-upload tanpa melihat kajian-kajian sosial dan moralitas, serta hal-hal yang mungkin dianggap kurang normal atau kurang bijak dalam hal ini untuk anak seusia Arra," lanjutnya.
Lita Gading khawatir jika celotehan Arra ditiru oleh anak-anak lain. Sebab, pengaruh dari ucapan yang kurang baik pada akhirnya akan berdampak pada adab mereka sebagai anak kecil.
"Hal ini akan memengaruhi perkembangan anak-anak di luar sana dan memberikan contoh yang kurang baik dan ini juga bukan sesuatu yang memang harus dibanggakan," paparnya lebih lanjut.
"Tidak semua anak talkactive dan pandai berbicara itu membawa pengaruh yang baik," tegurnya.
Lebih lanjut, Lita menduga ada unsur eksploitasi anak dalam konten yang dibuat oleh orang tua Arra. Ia khawatir hal itu akan memperngaruhi perkembangan Arra ke depannya.
"Jadi, ini harus disetop, apalagi ini terindikasi adanya eksploitasi anak. Nah, ini dikhawatirkan takut memengaruhi perkembangan Arra selanjutnya. Karena Arra ini masih terlalu kecil," ujarnya.
Setelah laporan tersebut dibuat, akun media sosial orang tua Arra tiba-tiba tidak aktif. Lita Gading menduga bahwa mereka telah mendapatkan teguran dari pihak berwenang.
"Sudah ada respons dari Arra, dari akunnya yang tidak aktif lagi. Mungkin itu adalah salah satu dari instansi tersebut sudah melakukan investigasi dan lain sebagainya," katanya menyambung.
Lita berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi banyak pihak dan meminta KPI untuk tidak lagi memberikan ruang bagi Arra di televisi maupun media sosial.
"Mudah-mudahan ini pelajaran untuk kita semua bahwa dengan memberikan pola asuh yang baik anak adalah cerminan dari orang tua," nasihatnya mengakhiri videonya.
Diketahui, Arra belakangan ini menjadi sorotan lantaran mengucapkan kalimat yang mengarah pada penghinaan fisik pekerja pabrik.
Arra juga pernah menuai kontroversi lantaran bertanya kepada seorang host alasan tak mengenakan jilbab padahal beragama Islam. (*)