Akademisi Beberkan Alasan Unmul Tidak Terlibat dalam Pengelolaan Tambang Batu Bara
Penulis: Giovanni Gilbert Anras
1 hari yang lalu | 109 views
Samarinda, Presisi.co - Universitas Mulawarman (Unmul) berada dalam dilema besar setelah mendapat tawaran untuk mengelola konsesi tambang batu bara.
Tawaran tersebut menimbulkan ketidaksesuaian terkait dengan ideologi kampus yang mengusung slogan Tropical Studies sebagai ciri khasnya.
Akademisi Fakultas Hukum Unmul, Orin Gusta Andini menyatakan, langkah tersebut berpotensi menyeret perguruan tinggi ke dalam legitimasi eksploitasi sumber daya alam (SDA), yang selama ini identik dengan kerusakan lingkungan, kemiskinan, konflik sosial, hingga korupsi.
"Perguruan tinggi adalah tempat produksi ilmu pengetahuan yang seharusnya menunjukkan keberpihakannya pada masyarakat dan lingkungan, bukan sebaliknya," ujar Orin.
Menurutnya, tambang batu bara selama ini membawa lebih banyak dampak negatif dibandingkan manfaat, termasuk bagi Unmul sendiri. Orin menjelaskan, pada 2021, aktivitas tambang batu bara ilegal pernah berdampak buruk pada fasilitas kampus, khususnya laboratorium Fakultas Pertanian Unmul.
"Saat itu memang ilegal, tetapi apakah tambang yang legal tidak berdampak buruk? Pada intinya, kerusakan lingkungan tetap terjadi, terlepas dari status legal atau ilegalnya tambang," ucapnya.
Orin bilang, tawaran tersebut tidak relevan dengan visi Unmul yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi berdasarkan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Tropical Studies.
"PIP Tropical Studies adalah ciri khas Unmul, yang berorientasi pada pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di bidang keilmuan tropis. Jika Unmul menerima tawaran tambang, itu jelas bertolak belakang dengan ideologi ini," jelasnya.
Orin menilai, argumen yang menyebutkan dana dari tambang dapat digunakan untuk riset dan pengembangan tidak dapat diterima.
"Mengelola tambang untuk pembiayaan riset bukanlah opsi yang relevan. Justru, dengan keterlibatan itu, perguruan tinggi akan kehilangan kredibilitasnya sebagai institusi akademik yang berpihak pada lingkungan dan masyarakat," ujarnya.
Sebagai perguruan tinggi yang berada, Kalimantan Timur kerap menghadapi dampak buruk eksploitasi SDA yang ada di Unmul. Menurut Orin, seharusnya Unmul mengambil sikap tegas untuk menolak tawaran tersebut.
"Ini bukan hanya tentang keuntungan jangka pendek, tetapi juga tentang konsistensi terhadap visi dan misi perguruan tinggi yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Tidak ada alasan bagi Unmul untuk terlibat," pungkasnya. (*)