search

Daerah

BMKG SamarindaCuaca SamarindaLibur Nataru 2024

BMKG Samarinda: Puncak Musim Hujan Diprediksi pada Desember hingga Januari

Penulis: Giovanni Gilbert Anras
16 jam yang lalu | 69 views
BMKG Samarinda: Puncak Musim Hujan Diprediksi pada Desember hingga Januari
Kondisi cuaca Kota Samarinda. (Presisi.co/Gio)

Samarinda, Presisi.co – Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda, Riza Arian Noor, mengungkapkan wilayah Kalimantan Timur, termasuk Samarinda, saat ini berada dalam periode musim hujan.

“Pola cuaca ini normal untuk periode musim hujan. Saat ini, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang kadang disertai angin kencang, masih perlu diwaspadai hingga beberapa minggu ke depan, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru),” jelas Riza.

Fenomena ini dipengaruhi oleh aktifnya angin monsun Asia yang membawa uap air, serta intensitas La Niña lemah yang berkontribusi pada tingginya curah hujan.

Ia menambahkan, meskipun La Niña dalam intensitas lemah, dampaknya diperkirakan bertahan hingga Maret-April 2024. Hal ini menyebabkan kondisi cuaca menjadi tak menentu.

Riza menyampaikan, masyarakat Samarinda perlu mewaspadai potensi genangan, banjir, hingga longsor di beberapa wilayah.

“Kondisi ini sering kali bervariasi. Misalnya, wilayah Tenggarong bisa hujan lebat, sementara Samarinda justru cerah. Ini karakteristik cuaca di Kalimantan Timur yang bisa berbeda dalam jarak dekat,” tambahnya.

BMKG Samarinda terus memantau perubahan cuaca secara real-time menggunakan perangkat satelit dan sistem pemantauan 24/7. Informasi terkini dapat diakses melalui aplikasi Info BMKG, media sosial Instagram BMKG Samarinda, atau situs resmi BMKG di bmkg.go.id.

Menurut Riza, puncak musim hujan di Kalimantan Timur umumnya terjadi pada Desember hingga Januari, meskipun beberapa daerah memiliki variasi waktu. Untuk itu, masyarakat diminta terus memperbarui informasi cuaca agar dapat mengantisipasi dampaknya.

“Mari tetap waspada, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir atau longsor. Jangan ragu untuk memanfaatkan layanan informasi BMKG,” pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi