Sadis! Ini Kronologi Lengkap KKB Tembak Mati Pilot Asal Selandia Baru, Jenazah Dibakar di Tempat
Penulis: Rafika
Selasa, 06 Agustus 2024 | 513 views
Presisi.co - Aksi penembakan kembali terjadi di Papua, tepatnya di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, pada Senin (5/8). Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menembak seorang pilot helikopter asal Selandia Baru, Glen Malcolm Conning (50), hingga tewas. Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 10.00 WIT.
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol. Bayu Suseno, mengatakan pilot tersebut sempat ditawan oleh KKB sebelum akhirnya ditembak. Tak hanya itu, helikopter jenis IWN MD.500 ER PK milik PT Intan Angkasa Air Service juga dibakar oleh KKB.
“Saat tiba di landasan helikopter, mereka dicegat oleh sekelompok orang yaitu KKB menggunakan senjata api. Kemudian, (pilot dan penumpang) diturunkan dari helikopter dikumpulkan di lapangan dekat landasan. Di situ pilot dieksekusi. Setelah itu jenazahnya dibawa ke helikopter dan kemudian dibakar di lokasi,” ucap Bayu, Senin (5/8).
Selain pilot, helikopter nahas yang terbang dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Distrik Alama itu membawa empat penumpang, yakni dua orang dewasa yang berprofesi sebagai tenaga medis, seorang anak-anak, dan seorang bayi.
“Untuk penumpang, mereka dalam keadaan selamat karena mereka merupakan warga setempat di Distrik Alama. Mereka tidak mendapat kekerasan dari KKB sehingga dipastikan penumpangnya dalam keadaan selamat dan telah kembali ke rumah mereka di Distrik Alama,” kata Bayu.
Satgas Operasi Damai Cartenz mengonfirmasi bahwa KKB pimpinan Egianus Kogoya bertanggung jawab atas pembunuhan pilot asal Selandia Baru tersebut.
“Diduga pelaku yang menembak pilot hari ini merupakan kelompok pimpinan Egianus Kogoya. Mereka aktif melakukan gangguan kamtibmas di sekitar Mimika. Ini merupakan target utama dari Satgas Operasi Damai Cartenz di tahun 2024,” jelas Bayu.
Saat ini, Satgas Operasi Damai Cartenz bersama TNI tengah berupaya mengejar pelaku pembunuhan tersebut. Upaya penegakan hukum terhadap KKB yang mengganggu keamanan di wilayah hukum Polda Papua pun terus dilakukan.
Kasus ini bukan kali pertamanya KKB melibatkan pilot dalam operasi mereka. Sebelumnya, kelompok ini juga telah menyandera pilot asal Selandia Baru lainnya, Philip Mark Mehrtens, selama lebih dari setahun dan belum membebaskannya hingga sekarang.
“Beberapa hari lalu, KKB menyatakan akan melepaskan pilot Philip yang telah disandera. Ternyata hari ini mereka melakukan penyanderaan dan pembunuhan terhadap pilot lain yang sedang melakukan kegiatan kemanusiaan yaitu mengantar tenaga medis ke Distrik Alama. Ini merupakan bukti nyata bahwa KKB adalah pelaku kriminal. Mereka adalah penjahat yang selalu menyebarkan propaganda semata,” tandas Bayu.
Sementara itu, Pemerintah Selandia Baru telah berulang kali mendesak pembebasan pilot Philip Mark Mehrtens yang disandera oleh KKB sejak Februari tahun lalu.
Sang pilot diculik setelah mendaratkan pesawatnya di daerah pegunungan Nduga. Dalam sebuah video yang dirilis oleh para pemberontak, Mehrtens yang tengah dikelilingi kelompok tersebut meminta bantuan internasional untuk memfasilitasi pembebasannya.
Pemberontakan berskala kecil sering terjadi di Papua. Namun, belakangan ini, intensitas dan risiko pemberontakan semakin meningkat karena para pemberontak memiliki persenjataan yang lebih modern.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Selandia Baru mengatakan bahwa mereka mengetahui laporan tersebut dan bahwa kedutaan besarnya di Jakarta sedang mencari informasi dari pihak berwenang, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, belum bisa terkait apakah kelompoknya bertanggung jawab dalam penembakan pilot Selandia Baru.
“Kami belum mengeluarkan pernyataan bertanggung jawab, tapi itu tidak masuk akal (penembakan dilakukan KKB) karena kami masih menahan pilot Selandia Baru (Philip),” katanya kepada VOA.
TPNPB-OPM, sebutan lain dari KKB, juga telah memberi tahu bahwa pesawat penerbangan sipil dilarang masuk ke dalam wilayah konflik bersenjata. Pesawat atau sejenisnya yang masuk ke wilayah perang akan menjadi target utama dari TPNPB-OPM.
“Sekali pun kami belum menyampaikan laporan resmi, tapi kami menyatakan itu wilayah perang. Kami sudah larang, tidak ada aktivitas penerbangan sipil masuk ke wilayah itu. Mau antar perawat atau suster, kami tidak akan dengar dengan alasan apa pun. Kami melakukan fungsi perang humaniter internasional di mana warga sipil dilindungi. Kami melakukan itu,” pungkas Sebby. (*)