Penulis: Rafika
Presisi.co - Viral di media sosial jamaah Masjid Aolia Gunungkidul di Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Panggang, Gunungkidul menggelar Salat Idul Fitri pada Jumat (5/4/2024) pagi. Pelaksanaan Idul Fitri tersebut berbeda dengan hari lebaran versi pemerintah yang diperkirakan akan jatuh pada Rabu, 10 April mendatang.
Usut punya usut, perayaan Idul Fitri tersebut mengikuti perintah Imam Masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab disapa Mbah Benu.
Ketika diminta tanggapannya, Mbah Benu mengaku tidak menggunakan perhitungan apapun untuk menentukan jatuhnya 1 Syawal. Ia mengaku sudah menelepon langsung Allah SWT untuk meminta konfirmasi jatuhnya hari raya Idul Fitri 2024 atau 1445 Hijriyah.
"Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah ta'alla," ujar Mbah Benu, dikutip dari media sosial instagram wahyucokrobuono, Sabtu (6/4/2024).
"Allah ta'alla katakan, tanggal 5 semua (1 Syawalnya), seperti itu. Makanya disalahkan orang tidak apa-apa," lanjutnya.
Pengakuan Mbah Benu tersebut lantas viral dan menuai kontroversi di media sosial. Alhasil, Mbah Benu justru panen hujatan. Bahkan, tak sedikit pula warganet yang menduga jamaah Masjid Aolia merupakan pengikut aliran sesat.
Terbaru, Mbah Benu akhirnya buka suara soal pernyataan kontroversialnya. Menurutnya, pengakuan berteleponan dengan Allah SWT itu bukan dalam makna sebenarnya seperti dua orang yang berkomunikasi melalui telepon genggam.
"Mengenai pernyataan saya tadi pagi, tentang istilah menelepon Gusti Allah SWT, itu sebenarnya hanya istilah," kata Mbah Benu seperti dikutip dari akun TikTok @fokusgunungkidul, Sabtu (6/4/2024).
"Yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya, kontak batin dengan Allah SWT," lanjutnya.
Pria keturunan darah biru dari Purworejo itu pun meminta maaf atas pernyatannya yang menuai kontroversi.
"Apabila pernyataan saya menyinggung atau tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya klepada semua pihak. Terima kasih," tutupnya. (*)
Editor: Rafika
