search

Advetorial

Pemkab Kutim

Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi Melalui Penguatan Kesprocatin

Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 05 Juni 2023 | 239 views
Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi Melalui Penguatan Kesprocatin
Asisten Pemkesra Seskab Kutim Poniso Suryo Renggono (Tengah) saat membuka kegiatan penguatan pelayanan Kesprocatin lintas sektoral tahun 2023. (Ist)

Sangatta, Presisi.co – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Kesehatan mengadakan kegiatan penguatan pelayanan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin (Kesprocatin) lintas sektor tahun 2023. Tujuan utama kegiatan ini adalah menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), yang masih menjadi perhatian utama pemerintah.

Acara yang digelar di Hotel Royal Victoria, Sangatta, pada Senin (5/6/2023) itu dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Seskab Kutim, Poniso Suryo Renggono, mewakili Bupati Kutim.

Poniso menjelaskan bahwa upaya untuk menurunkan AKI dan AKB masih menjadi fokus utama pemerintah. Meskipun berbagai langkah telah diambil, hasilnya belum mencapai harapan yang diinginkan. Oleh karena itu, pemerintah harus berpindah paradigma dengan lebih fokus pada upaya pra-konsepsi atau sebelum hamil.

“Hingga saat ini hasilnya masih belum seperti yang diharapkan. Dengan konsep paradigma sehat maka upaya percepatan penurunan AKI dan AKB harus dilaksanakan lebih ke arah hulu yaitu pada masa sebelum hamil atau pra konsepsi. Hal ini dapat diupayakan melalui peningkatan kesehatan reproduksi,” ucapnya.

Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, dengan fokus pada kesehatan reproduksi calon pengantin. Pemeriksaan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin bertujuan untuk memastikan bahwa pasangan pengantin dalam kondisi fisik dan mental yang baik.

Ia pun berharap peserta kegiatan dapat memberikan dukungan dalam bentuk komitmen dan keterlibatan langsung untuk mendorong calon pengantin di wilayah mereka untuk menjalani pemeriksaan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan setempat.

“Dengan demikian kita menjamin kesehatan ibu dalam usia reproduksi agar mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas sehingga dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi serta mencegah stunting,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kutim, dr. Bahrani menjelaskan, bahwa Indonesia masih menghadapi banyak tantangan dalam bidang kesehatan, termasuk tingginya angka kematian ibu dan bayi. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya untuk meningkatkan kesehatan reproduksi calon pengantin dan memberikan perhatian khusus pada masa pra-konsepsi.

Peserta kegiatan, diharapkan untuk memberikan dukungan dan komitmen dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin di Kutim. Adapun peserta yang ikut dalam kegiatan ini berjumlah 18 orang. Rinciannya, terdiri dari Binmas 6 orang (Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha), 3 orang pimpinan puskesmas yakni Puskesmas Sangatta Utara, Sangatta Selatan dan Teluk Lingga, Kantor Urusan Agama Sangatta Utara dan Sangatta Selatan.

Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin di Kutim serta memastikan pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan reproduksi yang tepat. Diharapkan bahwa dengan upaya bersama ini, AKI dan AKB di Kutim dapat ditekan lebih lanjut.

“Tujuan khususnya adalah terpantaunya pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin dirumah ibadah, lembaga agama khususnya non Islam. Selain itu, untuk meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektor terkait dalam upaya peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi pada calon pengantin,” jelasnya. (*)

Penulis: Redaksi