Pria Ini Terobos Portal Mapolres Tarakan dan Ancam Mau Jihad dengan Meledakkan Bom, Ini Profil si Pelaku
Penulis: Presisi 1
Rabu, 18 Januari 2023 | 1.173 views
Presisi.co, Tarakan - Jajaran kepolisian Polres Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara) digegerkan dengan ancaman seorang pria yang hendak meledakkan bom pada Selasa (17/1/2023) kemarin.
Pria bernama AS (35) itu mendatangi kantor polisi menggunakan motor Honda Blade KT 4119 FY dengan membawa sebuah kardus dan koper.
“Jadi awalnya dia ini masuk ke polres. Dia menerobos portal. Akhirnya dihentikan personel, kemudian dia teriak, saya enggak takut mati, saya ini jihad. Enggak lama saya bom ini Polres Tarakan,” ucap Kapolres Tarakan, AKBP Taufik Nurmandia melalui Kasi Humas, Ipda Anita Susanti, Rabu (18/1/2023).
Setelah melontarkan ancaman meledakkan bom, petugas penjagaan Polres Tarakan segera bersiaga.
“Pas didatangi anggota, dia langsung pergi meninggalkan kendaraannya yang membawa kotak kardus dan koper,” ucapnya.
Mendengar ancaman tersebut, personel jaga lantas berkoordinasi dengan Tim Gegana Satbrimob Polda Kaltara untuk pengecekan. Saat diperiksa, petugas tidak menemukan bom sama sekali.
Kotak kardus dan sebuah koper yang dibawa AS rupanya berisi pakaian dan cempedak.
“Setelah itu Tim Resmob melakukan pengejaran, dan yang bersangkutan berhasil diamankan beberapa jam kemudian,” terangnya.
Setelah diamankan dan menjalani pemeriksaan, AS memberikan keterangan yang berbelit kepada petugas. Hingga akhirnya sang istri bersama orangtuanya didatangkan petugas.
Dari situlah terungkap bahwa AS adalah orang yang mengalami gangguan kejiwaan karena mengidap paranoid skizofrenia.
“Terakhir dicek pada 2021, dan sudah diharuskan minum obat rutin. Kalau tidak minum obat secara rutin maka yang bersangkutan akan kumat,” ulasnya.
Sebelum mengancam peledakan bom di Mapolres Tarakan, AS bersama sang istri sempat bepergian ke Nunukan. Sepanjang perjalanan hingga kembali ke rumah mereka, AS selalu dalam keadaan baik.
“Setelah pulang dari Nunukan, kemudian dia ini mau ke pelabuhan ambil barang berupa kardus dan koper, dan itu awal kejadiannya,” ungkap Anita.
Setelah mengambil barang dari pelabuhan, AS diduga membelokkan kendaraannya ke Mapolres Tarakan. Hingga saat di mana penyakitnya kumat dan terjadilah aksi ancaman peledakan bom.
“Dari keterangan istrinya, dia (AS) ini kalau mau kumat biasanya dia rutin sholat lima waktu. Kalau enggak kumat biasanya sholatnya enggak rutin,” paparnya.
Gejala AS kala itu memang sudah terlihat. Namun sepanjang kunjungannya di Nunukan penyakitnya sama sekali tidak kumat. Bahkan perilakunya cenderung baik hingga kembali ke rumah mereka di Tarakan.
Oleh karena itulah, sang istri tidak begitu khawatir dan membiarkan AS pergi sendiri mengambil barang ke pelabuhan.
“Iya sekarang yang bersangkutan sudah kita bawa ke rumah sakit jiwa didampingi keluarga pada malam tadi,” pungkasnya. (JRO)