New York Akan Menjadi Pusat Ganja Berikutnya di Amerika Serikat
Penulis: Presisi 1
Senin, 26 April 2021 | 980 views
Jakarta, Presisi.co - Cannabidiol (CBD), senyawa kimia yang ada di dalam tanaman ganja, telah diizinkan untuk digunakan di Amerika Serikat. Senyawa yang memiliki sifat menenangkan ini, oleh sebuah perusahaan bernama Empire Standard, dijadikan bahan baku untuk membuat minyak, salep, rokok, permen karet, dan minuman yang mengandung cannabidiol.
Kini, pemilik perusahaan tersebut, Kaelan Castetter, berencana untuk membangun perkebunan ganja di atas lahan seluas 35.000 meter persegi. miliknya
"Kami akan membangun fasilitas budidaya dan genetika mutakhir dan kelas dunia bersama dengan manufaktur barang jadi kami," kata Castetter, mengutip Medical Xpress.
Meski CBD telah dilegalkan oleh kongres sejak 2018, namun tetrahydrocannabinol (THC), bahan aktif dalam ganja, ilegal secara federal. Tetapi sejumlah negara bagian AS tetap memberikan lampu hijau untuk penggunaan rekreasinya.
Gubernur New York bulan lalu menandatangani undang-undang yang mengizinkan kepemilikan dan penggunaannya untuk orang dewasa berusia 21 tahun ke atas, dan memperluas distribusinya untuk tujuan medis.
Itu memungkinkan perusahaan seperti Empire Standard, yang sudah berpengalaman dalam budidaya ganja untuk digunakan CBD-nya, sekarang menjual produk dengan konsentrasi THC yang tinggi.
"Seberapa sering Anda mendapat kesempatan untuk berada di pasar yang mapan dengan produk yang tidak diizinkan untuk dijual? Itu bahkan tidak sekali seumur hidup," kata Jim Castetter, kepala penjualan perusahaan.
Di pabrik yang berlokasi di Binghamton, sekitar tiga jam dari New York City, Jim, ayah Kaelan Castetter, mengawasi saat para karyawan dengan jas lab putih merakit kotak-kotak kecil berisi bunga CBD.
Pria berusia 55 tahun ini adalah pelopor industri ganja di New York, setelah terlibat dalam beberapa usaha bisnis ilegal selama bertahun-tahun.
Dia pun melihat legalisasi ini sebagai peluang bersejarah. "Ini perubahan generasi, perubahan pola pikir, perubahan struktur politik, yang sekarang kita telah sampai pada titik di mana semua orang mengatakan 'Ini bukan masalah besar,'" katanya.
Kaelan Castetter yakin New York siap menjadi kiblat ganja yang setara dengan California, negara bagian terpadat di negara itu yang melegalkan penggunaan ganja untuk rekreasi melalui pemungutan suara yang disetujui pemilih pada 2016.
"Ini waktu yang baik bagi New York untuk melegalkan ganja yang digunakan orang dewasa, dan menciptakan industri yang menghasilkan 30.000 atau 50.000 pekerjaan dan miliaran dolar dipompa ke dalam perekonomian," katanya.
Namun, manfaat ekonomi dari legalisasi ganja ini mungkin tidak akan langsung dirasakan. Untuk memproduksi, mendistribusikan, atau menjual ganja, para profesional harus memiliki izin usaha yang diberikan oleh komisi negara yang saat ini sedang dibentuk.
Ganja untuk rekreasi sekarang legal di 16 negara bagian AS dan ibu kota Washington, tetapi tetap dilarang di tingkat federal, yang berarti orang yang mengonsumsinya masih dapat menghadapi masalah di bawah hukum federal. (*)