Di Balik Cerita Jalanan Rusak Samarinda-Bontang yang Dilintasi Menteri, Warga Minta Segera Perbaiki
Penulis: Jeri Rahmadani
Senin, 05 April 2021 | 728 views
Jalan poros Samarinda-Bontang rusak sudah cukup lama. Diduga penyebabnya lantaran digilas truk pengangkut batu bara ilegal. Hingga akhirnya jalur itu dilintasi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama gubernur Kaltim, akan kah jalanan tersebut segera mulus? Atau truk pembawa emas hitam itu dapat segera diusir dari jalanan rakyat?
Samarinda, Presisi.co – Halim tampak tergopoh-gopoh mendorong mesin kompresor ketika pagi pelan-pelan bersalin siang. Tak sampai seperempat jam ia membuka bengkelnya itu, suara menderu dari arah Muara Badak mengurai kesibukannya. Rombongan Fortuner berpelat merah menerobos jalan poros Samarinda-Bontang. Tepat di bagian jalan rusak yang viral itu, mobil mereka meliuk pelan mengikuti kondisi jalan yang berantakan.
Minggu 4 April 2021, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar bersama Gubernur Kaltim Isran Noor melaksanakan kunjungan kerja di Desa Saliki, Muara Badak, Kutai Kartanegara. Perjalanan para pejabat menempuh jalur darat pada pagi hari itu melintasi jalan poros Samarinda-Bontang. Kunjungan kerja ini untuk meninjau calon lokasi peresmian dan penanaman mangrove di Saliki.
Halim, warga RT 10 Sungai Siring, Samarinda Utara memperkirakan ada 20 mobil pejabat yang mengiringi sang gubernur dan menteri. Mobil berlari dari arah pertigaan Muara Badak menuju Bandara APT Pranoto Samarinda.
Pantauan Presisi.co, dari arah Samarinda jalanan bonyok itu dapat ditemui tak jauh setelah melewati Bandara APT Pranoto Samarinda. Dilanjutkan dengan tiga titik lainnya yang diketahui masuk Kabupaten Kutai Kartanegara. Namun beberapa waktu sebelum menteri datang, Dinas PU Kaltim sempat melakukan perbaikan ringan.
"Rombongan melintasi jalanan berlubang ini. Sementara masih ada warga yang mondar-mandir meminta sumbangan untuk perbaikan jalan," ungkap Halim kepada Presisi.co.
Rusaknya jalanan tersebut menurutnya lantaran dilindas truk roda enam pengangkut batu bara yang saban hari melintas. "Kalau siang, bak truk ditutup terpal. Lewatnya setiap hari kecuali jika musim hujan," ucapnya.
Ia menyebut, jalanan babak belur dari arah Samarinda menuju Bontang itu terjadi sejak 2020 lalu.
Halim berharap jalanan yang rusak parah ini segera diperbaiki. Sudah pasti infrastruktur penting ini sudah banyak dikeluhkan warga.
"Pernah ada truk pengangkut sawit yang terguling. Tumpah semua barangnya," terang Halim.
Pengendara motor juga jadi tumbal atas jalanan rusak yang dibiarkan lama oleh pemerintah daerah ini.
Sherlock, bukan nama sebenarnya, menyebut, truk pengangkut batu bara yang kerap menjajah jalanan umum itu tambang ilegal. Sebab logikanya, tambang resmi pasti punya jalan hauling sendiri. "Biasanya juga kalau resmi pakai truk roda sepuluh," ungkapnya.
Sherlock menduga, tambang itu di Perangan, Kutai Kartanegara. Ia mengaku tak mau menggelar unjuk rasa menyoal jalanan yang rusak ini, jika hanya satu atau dua warga yang terlibat. "Sementara keluhan saya sampaikan ke media sosial saja," ungkap Sherlock. (*)