Pengrajin Tahu Tempe di Balikpapan Terpaksa Lakukan Ini untuk Mengatasi Naiknya Harga Kedelai
Penulis: Nur Rizna Feramerina
Sabtu, 09 Januari 2021 | 1.066 views
Balikpapan, Presisi.co - Kenaikan harga kedelai memaksa para pembuat tempe dan tahu di Kota Balikpapan mencari cara lain agar tidak mengalami kerugian.
Eti Trisnawati, salah satu pembuat tempe di kawasan Sumber Rejo, Balikpapan mengaku harga jual yang ditawarkan masih sama seperti sebelumnya, hanya saja takarannya dikurangi dari ukuran biasanya.
“Dulu saya jual Rp 5.000 takarannya setengah kilogram, kalau sekarang 3/4 kilogram harganya tetap 5.000,” ucapnya
Ia mengaku memproduksi lebih sedikit agar bisa mengangkat harga di pasar, selain itu upaya ini dilakukan agar mengirit bahan baku.
“Karena modalnya berbeda dari yang kemarin, yang ini lebih banyak modalnya,” kata Eti saat ditemui tim Presisi.co, Sabtu (9/1/2021).
Ia membeberkan kenaikan harga kedelai sejak akhir bulan Desember 2020 lalu ini telah menyentuh angka Rp 9.700 per kilogramnya.
“Mulai akhir bulan Desember yang naiknya banyak banget. Awalnya naik Rp 500 perak dari harga awal Rp 7.500 per kilogram. Sekarang Rp 9.700, dan itu mau naik lagi katanya,” imbuhnya.
Diketahui, kedelai yang ia gunakan untuk memproduksi tempe ini didatangkan langsung dari Pulau Jawa. Dan ia hanya mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1.000 perbijinya.
“Saya beli di distributor, distributor dari Jawa. Tapi kacangnya kacang impor,” jelasnya.
“Keuntungan saat ini bisa Rp 1.000 karena bikinnya sedikit,” sambungnya.
Eti berharap ke depannya harga kedelai bisa kembali normal mengingat di masa pandemi seperti saat ini dirinya cukup mengalami kesulitan penjualan.
“Harapannya bisa normal kembali harganya, karena kita usaha kecil untung-untungnya pas-pasan apalagi masa pandemi ini,” tutupnya.