Sedang Tren, Apakah Edible Gold Aman untuk Kesehatan Tubuh?
Penulis: Redaksi Presisi
Jumat, 04 Desember 2020 | 976 views
Presisi.co - Tak sedikit tren kuliner yang membuat orang-orang keheranan. Salah satu yang sedang ramai diperbincagkan adalah makanan berlapis atau ber-topping emas seperti Indomie goreng spesial yang disajikan restoran di Dubai. Ada pula popcorn emas olahan Chef Arnold yang dibeli pengacara kenamaan Hotman Paris.
Apakah sama dengan emas perhiasan?
Selain nyentrik, makanan dengan topping emas pun menimbulkan pertanyaan baru: apakah sehat untuk dikonsumsi?
Dr. Tan Shot Yen selaku ahli gizi mengungkapkan bila jenis emas yang digunakan untuk keperluan kuliner berbeda dengan yang dipakai sebagai perhiasan. Produk yang dikenal dengan sebutan edible gold ini dikenal sebagai imbuhan pangan (food additive) dengan kode E175 di Uni Eropa dan Amerika Serikat. Selain itu, edible gold termasuk emas 24 karat yang bersifat inert alias tak dapat diurai saat masuk ke sistem cerna.
Walau tampak sia-sia menyantap edible gold, jenis emas ini terbukti aman dibandingkan emas perhiasan. Emas untuk perhiasan sudah dicampur tembaga yang menimbulkan sifat toksik, terutama saat logam mulia tersebut dipakai dalam bentuk kolodial (senyawa garam) bernama gold salt.
Konsumsi emas untuk memenuhi gengsi
Harga mahal yang dibanderol pada makanan-makanan berlapis emas adalah hal lain yang mengundang perhatian. Orang-orang yang mengonsumsinya pun biasanya hanya ingin memenuhi gengsi dan mempunyai bujet untuk membelinya.
Jika ditelusuri dari aspek sejarah, emas sebenarnya pernah digunakan untuk ramuan herbal, seperti yang disebutkan dalam ilmu Ayuruveda India. Kemudian, disitat dari food & wine, lembaran emas murni yang ditumbuk tipis sudah sering dipakai untuk menghias kue Eropa maupun campuran teh hijau di Jepang.
Namun, sampai sekarang, belum ada bukti atau studi berbasis ilmiah yang mampu memaparkan manfaat partikel emas dari segi nutrisi maupun terapi. Cynthia Sass selaku pakar nutrisi di New York pun menyarankan untuk menyantap emas sekali saja seumur hidup mengingat penelitian terkait pemakaiannya dalam makanan masih sangat sedikit. Dengan kata lain, risiko makan edible gold terhadap kesehatan masih tetap ada.