Presisi - Presiden Chili Sebastian Pinera mengumumkan hari Rabu berlanjutnya demonstrasi anti-pemerintah di Santiago, tidak memungkinkan negaranya menjadi tuan rumah KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada pertengahan November, dan KTT iklim COP25 pada awal Desember.
"Ini keputusan yang sangat sulit," ujar Pinera kepada wartawan, dan menambahkan, keputusan ini diambil "berdasar kebijakan prinsip akal sehat."
Sebagai presiden, kata Pinera, ia "harus selalu menempatkan rekan senegaranya di atas segalanya."
Ia menjelaskan, keprihatinan utamanya "adalah pemulihan ketertiban umum, keselamatan rakyat dan perdamaian sosial, sementara mendesakkan agenda sosial untuk menanggapi tuntutan utama rakyat kami.”
"Sampai saat ini, tampaknya APEC tidak akan dilangsungkan di Chili, dan kami memahami sampai saat ini tidak ada lokasi lain yang disiapkan organisasi tersebut," ujar wakil sekretaris pers Gedung Putih Hogan Gidley. "Kami sedang menunggu informasi tentang kemungkinan lokasi lain."
Sebagian pejabat Gedung Putih mengetahui tentang pembatalan itu dari cuitan wartawan di Twitter. Tidak diketahui apakah Pinera memberitahu Trump sebelum ia berbicara dengan wartawan di Santiago.
Trump telah berulang kali mengatakan, dalam KTT APEC itu ia akan menandatangani Fase Satu perjanjian perdagangan bilateral dengan presiden China.
Negara di Amerika Selatan itu seharusnya menjadi tuan rumah KTT Kerjasama Ekonomi Pasifik Asia (APEC) pada bulan November serta KTT iklim COP25 pada awal Desember.
Di PBB, seorang juru bicara mengatakan, Pinera memberitahu Sekretaris Jenderal António Guterres melalui telepon Rabu pagi bahwa Chili "tidak akan bisa menjadi tuan rumah pertemuan COP25." Pinera juga memberitahu ketua Konvensi Kerangka Kerja PBB bagi Perubahan Iklim (UNFCCC) Patricia Espinosa, yang menyelenggarakan konferensi tersebut.
Ribuan peserta diperkirakan akan menghadiri sesi urun rembuk tentang tindakan global untuk mengatasi pemanasan iklim itu, yang dijadwalkan pada 2-19 Desember di Santiago. Hampir satu bulan menjelang pelaksanaan, UNFCCC kini menjajaki beberapa pilihan lokasi baru untuk konferensi besar tersebut.
Demonstrasi di Chili, yang dimulai pada 18 Oktober gara-gara kenaikan empat persen tarif kereta bawah tanah di Santiago, telah menyebar ke seluruh negeri, dipicu oleh frustrasi warga biasa Chili yang merasa tidak diajak menikmati kemakmuran negara terkaya di Amerika Latin tersebut.
Bentrokan terjadi antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan pada hari Senin - hari yang sama ketika Presiden Pinera mengganti delapan anggota kabinet dalam upaya menjinakkan krisis politik di negara itu.
Sementara sebagian besar protes berlangsung damai, sebagian telah berubah menjadi kekerasan, menewaskan sedikitnya 20 orang.
Para pengunjuk rasa menuntut peningkatan kesetaraan ekonomi di negara itu, serta reformasi dalam sistem pensiun dan medis.
Pinera, seorang miliarder berhaluan kanan-tengah, pekan lalu menawarkan sejumlah proposal untuk menenangkan para pengunjuk rasa, termasuk kenaikan upah minimum dan pensiun serta harga yang lebih rendah untuk obat-obatan dan transportasi umum.