Penulis: Redaksi Presisi
Tenggarong, Presisi.co - Upaya rehabilitasi sosial di wilayah Kutai Kartanegara (Kukar) masih menemui sejumlah hambatan. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran keluarga dalam mengurus anggota keluarga yang memiliki kelainan, seperti gangguan jiwa (ODGJ), penyandang disabilitas, lansia terlantar, dan anak terlantar.
Kepala Bidang Rehabilitasi Dinas Sosial (Dinsos) Kukar, Sunarko, turut menyoroti fenomena tersebut. Menurutnya, sikap ini dipicu oleh stigma bahwa keberadaan mereka membuat orang lain merasa takut atau tidak nyaman.
“Masih banyak keluarga yang enggan atau tidak peduli untuk mengurus anggota keluarga yang membutuhkan bantuan sosial,” ungkap Sunarko.
Padahal, dalam proses rehabilitasi sosial, keluarga memiliki peran yang sanga penting. Bahkan, keterlibatan dan dukungan dari keluarga menjadi salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan rehabilitasi sosial
“Ketika keluarga mampu mengenali dan bersedia untuk mengurus anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, lansia terlantar, atau anak terlantar, proses penanganan dan rehabilitasi dapat dilakukan dengan lebih efektif dan cepat,” terangnya.
Sayangnya, rasa malu yang dihadapi oleh banyak keluarga menghambat proses tersebut. Mereka enggan untuk mengakui kondisi anggota keluarga mereka dan merasa hal tersebut merupakan aib yang harus ditutupi.
“Dukungan dan kesadaran keluarga sangat penting dalam memfasilitasi proses rehabilitasi sosial. Kami berharap agar masyarakat dapat lebih terbuka dan peduli terhadap anggota keluarga yang membutuhkan bantuan, sehingga mereka dapat mendapatkan perawatan dan dukungan yang mereka butuhkan,” tutupnya. (Adv)
Editor: Rafika
