Penulis: Rafika
Presisi.co - Pasukan Israel mengepung dan menyerang area Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza pada Senin (20/11). Dalam serangan ini, dilaporkan korban tewas sebanyak delapan orang.
Menurut laporan Al-Jazeera, serangan bertubi-tubi yang tak pandang bulu itu juga menyebabkan dua dokter di RS Indonesia terluka. Penyerangan ini terjadi di lantai 2 sebelah utara dalam suasana gelap dikarenakan tak ada lagi pasokan listrik di sana. Para tenaga kesehatan (nakes) yang tersisa pun kesulitan untuk mengevakuasi para korban.
Seorang tim medis setempat mengatakan bahwa satu-satunya rumah sakit di utara Gaza itu menjadi sasaran dalam semalam, tanpa peringatan sebelumnya.
Di tengah-tengah serangan membabi buta yang dilancarkan pasukan Israel, seorang staf Rumah Sakit Indonesia meminta bantuan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah.
Kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan bahwa rumah sakit yang terletak di Beit Lahiya itu diserang dengan peluru artileri dan rudal. Para tentara yang berjaga menembaki 'siapa pun yang bergerak di luar pintu rumah sakit'.
Sementara itu, pengeboman dari pasukan Israel disebut mengenai bagian bedah khusus wanita dan melukai para dokter yang sedang melakukan operasi.
Saat ini terdapat 150 korban luka dirawat di RS Indonesia. Sebanyak 100 pekerja medis masih bekerja sejak serangan Israel dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu.
Untuk diketahui, Israel sejak awal November menuding RS Indonesia memiliki terowongan yang menjadi markas Haamas. Tudingan Israel itu disangkal oleh MER-C, lembaga medis dan kemanusiaan yang mengelola kebutuhan serta pelayanan medis Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dengan disertai bukti-bukti pendukung.
MER-C bahkan menyebut tudingan tak berdasar dari pasukan Zionis itu hanya akal-akalan untuk menyerang RSI. (*)
Editor: Rafika
