search

Berita

Stadion Segiri SamarindaPusamaniaBorne FCBRI Super LeagueLiga Super

Kondisi Stadion Segiri Samarinda Bikin Gusar Suporter dan Manajemen Pesut Etam

Penulis: Muhammad Riduan
2 jam yang lalu | 0 views
Kondisi Stadion Segiri Samarinda Bikin Gusar Suporter dan Manajemen Pesut Etam
Stadion Segiri Samarinda. (Presisi.co/Muhammad Riduan)

Samarinda, Presisi.co – Menjelang bergulirnya kompetisi BRI Super League 2025/2026, kondisi Stadion Segiri Samarinda menjadi sorotan. Baik dari pihak suporter Borneo FC maupun manajemen tim, sama-sama menyoroti kelayakan venue yang menjadi kandang Pesut Etam tersebut.

Ketua Pusamania, Lasihadu menyampaikan keprihatinannya terhadap fasilitas Stadion Segiri yang dianggap kurang terawat. Dalam kunjungannya bersama pengurus Pusamania beberapa waktu lalu, ia menemukan sejumlah hal yang dinilai memprihatinkan.

“Kami beberapa hari yang lalu ada sidak di Stadion Segiri. Saya mengajak pengurus Pusamania sidak dari segi rumput, segi lampu. Kalau lampu kita enggak terlalu perhatikan ya karena kunjungan kita sore hari, WC cukup memprihatinkan," ucapnya diwawancarai Senin 4 Agustus 2025.

Sebagai bentuk kepedulian, komunitas suporter seperti Pusamania dan Borneo Fans bahkan melakukan kerja bakti membersihkan toilet stadion dan berencana melanjutkan aksi tersebut dalam waktu dekat.

"Sangat disayangkan sih kita sudah diwariskan, stadion itu sudah direnovasi oleh Kementerian PUPR," tambahnya.

Sementara itu, soal penerangan stadion yang belum memenuhi standar PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) yang kini bernama I-League yakni hanya mencapai 939 lux, Lasihadu juga telah meminta untuk dianggarkan.

“Kami dari suporter sudah teriak itu. Kenapa enggak dianggarkan? Alasannya mau dianggarkan tahun ini. Ya harapan kita, manajemen Borneo dan pemerintah segera duduk bareng untuk kepentingan kita semua,” ujarnya.

Senada dengan itu, Manajer Tim Borneo FC Samarinda, Dandri Dauri menyatakan bahwa pencahayaan stadion saat ini masih jauh dari memadai.

“Lampu itu bahaya, karena 900 lux itu enggak mencukupi. Standar minimal itu 1300 lux agar bisa dijadikan venue tuan rumah,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa keberadaan Skuad Pesut Etam ini bukan hanya milik pribadi, tetapi sudah menjadi milik masyarakat Samarinda dan Kalimantan secara keseluruhan.

“Ini perlu mengedepankan kepentingan masyarakat lebih banyak. Borneo bukan hanya milik seorang Nabil Husein Said Amin (Presiden klub), tapi hari ini sudah milik masyarakat Samarinda. Apalagi Borneo tinggal satu-satunya loh di Kalimantan,” ujarnya.

Dandri juga menyayangkan karena permasalahan stadion baru mencuat saat waktu sudah sangat mepet dengan kompetisi.

“Sayangnya, kenapa ini sudah menjelang H-3 baru mencuat? Baru saya tahu. Kita belajar dari Piala Presiden, dua minggu saya siapkan stadion. Komunikasi yang baik, kerja sama yang baik, pemerintah kota berani kok memberikan yang terbaik,” katanya.

Dirinya berharap pemerintah segera mengambil peran lebih aktif dan bersinergi dengan manajemen serta suporter demi menghadirkan stadion yang layak untuk pertandingan kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

“Artinya, kita serahkan ke pemerintah. Karena saya takut teman-teman suporter juga kan mempunyai pikiran-pikiran yang harus kita hormati,” pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi