Usai Diguncang Gempa Magnitudo 7,4, Tim SAR Taiwan Terus Berupaya Selamatkan Puluhan Korban di Terowongan
Penulis: Rafika
Jumat, 05 April 2024 | 1.287 views
Presisi.co - Tim penyelamat di Taiwan bekerja tanpa henti pada Kamis (4/4) untuk menemukan dan menyelamatkan puluhan orang yang masih terjebak di terowongan jalan bebas hambatan setelah gempa berkekuatan 7,4 pada Rabu (3/4). Gempa ini merupakan yang terbesar di negara itu dalam 25 tahun terakhir.
Sementara itu, para ahli teknik telah memulai operasi besar-besaran untuk memperbaiki jalan-jalan yang rusak akibat gempa dan menopang bangunan-bangunan yang miring.
Gempa tersebut menyebabkan sepuluh orang tewas dan hampir 1.100 lainnya terluka. Namun, karena adanya aturan ketat terkait bangunan dan tingginya kesadaran masyarakat tentang bencana, korban jiwa dalam jumlah besar berhasil dihindari.
Sementara itu, ratusan penduduk di Kota Hualien memilih untuk menghabiskan malam di luar ruangan karena khawatir akan gempa susulan.
Video dramatis yang dirilis pada Kamis menunjukkan sebuah helikopter menyelamatkan enam penambang yang terperangkap di tambang gipsum di daerah Hualien. Para penyelamat juga menyadari bahwa masih ada puluhan orang yang terperangkap di jaringan terowongan yang kokoh di negara itu.
Ratusan orang lainnya terjebak di sebuah hotel mewah dan pusat kegiatan pemuda di dekat Taman Nasional Taroko, sedangkan akses ke dua tempat itu terhalang oleh longsoran tanah.
“Saya juga berharap bahwa kita bisa memanfaatkan waktu hari ini untuk menemukan semua orang yang terjebak dan belum ditemukan dan membantu mereka untuk tenang,” kata Wali Kota Chen Chien-jen setelah pengarahan di pusat operasi darurat di Hualien.
Pulau itu telah diguncang ratusan gempa susulan sejak gempa pertama, dan pemerintah telah memperingatkan warga agar waspada akan kemungkinan tanah longsor atau batu-batu yang berjatuhan jika mereka melakukan perjalanan ke wilayah pedesaan untuk Qingming, libur dua hari yang akan dimulai pada Kamis.
Keluarga-keluarga secara tradisi mengunjungi makan leluhur mereka pada hari libur ini untuk membersihkan makam dan membakar sesembahan.
“Jangan pergi ke daerah pegunungan, kecuali kalau penting,” Presiden Tsai Ing-wen memperingatkan. (*)