search

Daerah

Daur Ulang Kain PercaMengolah Limbah PakaianGerakan Literasi KutaiKIM Jahetan Layar AngganaTaman Baca Sungai TempurungKecamatan Anggana

Gerakan Literasi Kutai Ajari Warga Mengolah Kain Perca Menjadi Produk Rumahan Auto Cuan

Penulis: Cika
Selasa, 15 Juni 2021 | 945 views
Gerakan Literasi Kutai Ajari Warga Mengolah Kain Perca Menjadi Produk Rumahan Auto Cuan
Salah satu hasil kreasi peserta pelatihan mengolah kain perca di di Taman Baca Sungai Tempurung, Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). (Syamsanubari for Presisi.co)

Anggana, Presisi.co - Kain perca atau kain sisa pembuatan pakaian ternyata dapat diolah menjadi kerajinan tangan yang menghasilkan cuan. Potongan-potongan kain kecil-kecil sisa dari pembuatan pakaian itu, dapat diolah menjadi aksesoris menarik seperti tas, dompet, bros dan juga ikat rambut. 

Gerakan Literasi Kutai di Taman Baca Sungai Tempurung, Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sudah membuktikan hal tersebut. Limbah pakaian yang tadinya tak memiliki harga jual, mereka sulap menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai jual. 

Inisiasi yang digagas oleh Gerakan Literasi Kutai ini sendiri ditujukan untuk kaum perempuan dan anak muda di kawasan pesisir Kukar itu. Ada 10 orang yang terlibat dalam pelatihan yang menghadirkan empat orang pemateri. Hebatnya, dalam waktu lebih kurang 6 jam. Mereka mampu menghasilkan 4 produk siap pakai.

"Pelatihan ini dimaksudkan agar perempuan dan masyarakat Dusun Sungai Tempurung memiliki keahlian tangan. Membuat produk agar dapat menjadi peluang usaha. Kita mempersiapkan,  jika suatu saat pasca tambang tidak ada penghasilan maka mereka dapat membuat produk dan memasarkannya untuk mendapatkan penghasilan," kata Listy, mewakili Gerakan Literasi Kutai.

Lanjut dikatakan Listy, teknik yang digunakan dalam pembuatan produk kain perca ini dapat dilakukan tanpa menggunakan mesin jahit. Meski begitu, dengan metode yang sudah diajarkan, Listy menjamin, jahitan yang diajarkan secara manual, akan tetap rapi dan kokoh. 

Ke depan, Gerakan Literasi Kutai disebut Listy akan terus melanjutkan pelatihan yang sama. Hingga para peserta yang berpartisipasi, mahir dalam membuat produk lain yang menarik hati para peminat aksesoris dan produk rumahan. Terlebih, saat ini, giat perdagangan melalui pasar online harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pengrajin.

Listy berharap, antusias masyarakat Dusun Sungai Tempurung terus meningkat dalam mengkreasikan produk-produk daur ulang ini.

"Setelah melihat hasil dari pelatihan kali ini dan berminat untuk ikut serta di pelatihan berikutnya," pungkasnya.

Editor: Yusuf