Tantangan Pengelolaan Sampah di Samarinda, Sapto Setyo Pramono: Edukasi dan Dukungan RT Kunci Sukses
Penulis: Redaksi Presisi
Jumat, 01 November 2024 | 12 views
Samarinda, Presisi.co - Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, menyuarakan perhatian serius terhadap masalah pengelolaan sampah di Kota Samarinda, khususnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sambuatan. Ia mendesak agar kota ini bisa mengelola sampah dengan standar yang lebih baik dan sesuai dengan ketetapan pemerintah.
“Pengelolaan sampah adalah tantangan besar bagi banyak kota besar, bukan hanya di Samarinda, tapi juga di seluruh Indonesia. Saya berharap, siapa pun yang memimpin Samarinda ke depan dapat lebih fokus pada pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan,” kata Sapto, Jumat (1/11/2024).
Sapto mengungkapkan bahwa perubahan dalam pengelolaan sampah harus dimulai dari tingkat bawah, yakni dari lingkungan RT (Rukun Tetangga) di setiap kelurahan. Menurutnya, pengelolaan sampah yang baik diawali dengan pembagian wilayah pembuangan sampah yang tepat, termasuk penempatan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang seharusnya tidak berada dekat pemukiman atau fasilitas publik.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat, khususnya dalam memilah sampah langsung dari rumah tangga. Tanpa pemahaman yang mendalam, Sapto mengingatkan bahwa aturan terkait pengelolaan sampah bisa sulit diterima dan diimplementasikan oleh masyarakat.
"Tanpa edukasi yang berkelanjutan, aturan terkait sampah mungkin sulit untuk dipahami dan diimplementasikan oleh masyarakat," ujar Sapto.
Sebagai langkah nyata, Sapto menyarankan pemberian penghargaan kepada RT atau kelurahan yang berhasil mengelola sampah sesuai standar yang ditetapkan. Langkah ini, menurutnya, dapat memotivasi para ketua RT untuk lebih peduli dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Lebih jauh, Sapto juga melihat pengelolaan sampah sebagai peluang ekonomi. Ia mencontohkan bahwa sampah plastik dapat diolah menjadi bahan baku aspal, sampah organik dapat dimanfaatkan untuk energi, dan bahkan limbah dari restoran dapat digunakan untuk pakan ternak.
"Sampah plastik dapat diolah menjadi bahan baku aspal, dan sampah organik bisa dimanfaatkan untuk energi. Bahkan limbah dari restoran bisa diolah menjadi pakan ternak," jelasnya, membuka peluang-peluang ekonomi dari sampah.
Di akhir pembicaraan, Sapto berharap Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang kembali mencalonkan diri, dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama studi banding terkait pengelolaan sampah di luar negeri.
“Kita perlu adopsi praktik terbaik dari negara lain yang sudah berhasil, agar masalah sampah di Samarinda dapat tertangani lebih baik,” pungkas Sapto. (*)